Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) berhasil mencetak kinerja moncer sepanjang enam bulan pertama 2022. Sepanjang periode ini, ITMG membukukan laba bersih senilai US$ 460,82 juta, melesat 291,7% dari realisasi laba bersih semester pertama tahun lalu US$ 117,62 juta.
Kenakan laba bersih ITMG sejalan dengan peningkatan pendapatan. Emiten tambang batubara ini membukukan pendapatan senilai US$ 1,42 miliar, melesat 110,20% dari pendapatan di semester pertama tahun lalu yang hanya US$ 676,30 juta.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Juan Harahap menilai, pendapatan ITMG sepanjang semester pertama 2022 sudah sejalan dengan perkiraan yang dia pasang. Akan tetapi, capaian ini berada di bawah konsensus, yang masing-masing mencerminkan capaian 46,0% dan 43,7%.
Baca Juga: Usai Rekor Tertinggi, Harga Saham ITMG Melorot 6,7%, Saatnya Jual atau Beli?
Pertumbuhan pendapatan Indo Tambang pada kuartal kedua 2022 terutama didorong oleh harga jual rata-rata alias average selling price (ASP) yang lebih tinggi 34,6% secara kuartalan menjadi US$ 202,4 per ton. Kenaikan ASP ini mengkompensasikan penurunan volume penjualan sebesar 9,3% secara kuartalan menjadi 3,9 juta ton.
Juan menyebut, penurunan volume penjualan disebabkan oleh pergeseran jadwal pengiriman penjualan batubara ke paruh kedua 2022 di tengah tingginya harga batubara. Akibatnya, ITMG mencatat penurunan volume penjualan 10,0% secara tahunan sebesar 8,1 juta ton.
Sementara itu, laba bersih ITMG dinilai berada di bawah perkiraan Mirae Asset Sekuritas yakni pada run-rate 40,9%, dan di bawah konsensus pada 44,5% run-rate. Laba bersih yang lebih rendah dari perkiraan didorong oleh kerugian swap batubara dan bahan bakar.
Baca Juga: Harga Jual Rata-Rata (ASP) Naik, Kinerja Emiten Batubara Ciamik
Di sisi operasional, volume produksi ITMG meningkat 2,6% secara menjadi 3,9 juta ton di kuartal kedua 2022. Secara akumulasi, angka operasional di sepanjang enam bulan pertama 2022 sebesar 7,7 juta ton atau menurun 11,5% secara tahunan.
Juan memperkirakan, produksi ITMG akan mencapai 18,5 juta ton di tahun ini. Angka ini dengan menimbang tambang Graha Panca Karsa (GPK) yang diharapkan mulai berproduksi pada paruh kedua 2022.
Dus, Juan melihat adanya potensi laba yang lebih baik di semester kedua 2022, didukung oleh volume penjualan yang lebih tinggi seiring peningkatan produksi dan pergeseran jadwal pengiriman penjualan.
Baca Juga: Harga Jual Emiten Tambang Batubara Berpotensi Melandai di Semester Kedua
“Kami juga memperkirakan harga batubara akan tetap berada di level yang menguntungkan, didukung oleh permintaan yang kuat dari fenomena gelombang panas yang belum pernah terjadi sebelumnya, disertai antisipasi musim dingin yang akan datang di akhir tahun,” tulis Juan dalam riset, Senin (15/8).
Mirae Asset Sekuritas menurunkan rekomendasi saham ITMG dari semula buy menjadi hold, namun dengan target harga yang tidak berubah, yakni Rp 39.400. Penurunan rekomendasi ini seiring terbatasnya potensi kenaikan (upside) pada target harga yang dipasang.
Rekomendasi ini didorong oleh potensi laba yang lebih rendah pada 2023, karena Juan memperkirakan harga batubara rata-rata yang lebih rendah pada tahun depan, disertai leverage operasi yang tinggi terhadap batubara. Risiko terhadap saham ini diantaranya pelemahan harga batubara global dan perubahan peraturan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News