Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) meningkat sepanjang kuartal pertama 2023. Emiten pertambangan batubara ini membukukan laba bersih US$ 458,04 juta sepanjang kuartal pertama 2023, naik 14,5% secara tahunan. Sebagai perbandingan, laba bersih ADRO di periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 400,07 juta.
Ini membuat laba bersih per saham ADRO naik menjadi US$ 0,01478 dari sebelumnya US$ 0,01282.
Kenaikan laba bersih ADRO sejalan dengan kenaikan pendapatan. Emiten yang dinakhodai Garibaldi Thohir ini membukukan pendapatan bersih senilai US$ 1,83 miliar, naik 50% dari pendapatan di periode yang sama tahun 2022 sebesar US$ 1,22 miliar.
Analis MNC Sekuritas Alif Ihsanario menilai, performa top line ADRO sepanjang kuartal pertama 2023 sejalan dengan estimasi yang dipasang MNC Sekuritas, dimana realisasi laba bersih ADRO mencapai run rate 24,37% dari estimasi Alif.
Pencapaian tersebut seiring dengan naiknya volume produksi dan volume penjualan masing-masing sebesar 29% year-on-year (YoY), masing-masing menjadi 15,69 juta ton dan 15,72 juta ton.
Baca Juga: Kenaikan Beban Royalti Berimbas ke Laba ADRO, Simak Rekomendasi Sahamnya
Kenaikan volume penjualan disertai dengan peningkatan harga jual rata-rata alias average selling price (ASP) sebesar 17% secara tahunan menjadi US$ 117 per ton dari sebelumnya US$ 100 per ton pada kuartal pertama 2022. Kenaikan ASP terjadi di saat harga benchmark batubara Newcastle terpuruk 53% secara year-to-date (Ytd).
Beban yang menjadi penyendat terbesar datang dari biaya royalti yang meningkat 227% YoY atau melonjak hingga 3,3 kali lipat menjadi 26,45% dari pendapatan, berbading dari sebelumnya hanya 12,14% pada kuartal pertama 2022. Beban royalty ini memegang bobot dari total beban penjualan sebesar 45,22%. Royalti terutama disumbang dari PT Adaro Indonesia yang berkontribusi terhadap 75% dari total volume produksi ADRO, yang mendapatkan i izin usaha pertambangan khusus sebagai kelanjutan operasi kontrak/perjanjian (IUPK-KOP) sejak September 2022.
Hal ini seiring dengan revisi formula harga batubara acuan (HBA) serta royalti pemerintah dan IUPK-KOP, yang telah diproyeksikan akan mengerek biaya royalti menjadi antara 14% hingga 28% dari yang sebelumnya hanya 13,5%.
Meskipun demikian, performa bottomline ADRO sepanjang tiga bulan pertama 2023 melampaui prakiraan MNC Sekuritas, yakni mencapai run rate 31,45%, diiringi oleh penurunan beban pajak penghasilan 20,77% YoY berkat IUPK-KOP dari PT Adaro Indonesia.
Ke depan, prospek ADRO masih cukup baik. Prospek ADRO didukung oleh prakiraan cuaca kering dari El Nino yang dapat mendukung operasional pertambangan. Selain itu, permintaan dari sejumlah negara seperti China, Korea, Malaysia dan Jepang tetap solid, dengan penjualan masing-masing negara tujuan meningkat 124%, 75%, 99% dan 91% secara berurutan.
Baca Juga: Serapan Belanja Modal Adaro (ADRO) Melonjak 87% di Kuartal I-2023
Kebijakan perpajakan yang akomodatif juga turut memoles kinerja ADRO.
“Dengan demikian maka bottom line ADRO untuk 2023 berpotensi tetap tangguh di US$ 1,83 miliar,” terang Ihsan kepada Kontan.co.id, Rabu (4/5).
Dia menyematkan rekomendasi hold saham ADRO dengan target harga Rp 3.100.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News