Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) menjadi salah satu emiten yang royal membagikan dividen. Entitas anak PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) ini pun memberikan sinyal untuk lanjut menebar dividen pada tahun 2023.
General Manager Corporate Communication & Sustainability MPMX, Natalia Lusnita mengungkapkan MPMX terus berupaya memberikan pengembalian yang maksimal dan apresiasi kepada para pemegang saham berupa pembagian dividen yang konsisten.
Dalam pedoman perusahaan, rasio pembayaran dividen MPMX mencapai 40% dari total laba bersih tahunan. Hanya saja, dalam realisasinya angka tersebut tidak mutlak lantaran akan diputuskan dengan berbagai pertimbangan.
"Sesuai dengan standard guideline kami, rasio pembayaran dividen 40%. Meskipun dalam realisasinya tentu akan sangat bergantung pada kondisi dan kinerja finansial Perseroan," kata Natalia saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (15/2).
Baca Juga: Mitra Pinasthika (MPMX) Anggarkan Belanja Modal Rp 100 Miliar pada Tahun Ini
Sekadar mengingatkan, MPMX melakukan pembayaran dividen saham tahun 2022 dengan total Rp 496,30 miliar. Yield dividen saham MPMX adalah 15,79% dengan nilai pembayaran dividen sebesar Rp 180 per saham.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo mengungkapkan, dividend payout ratio dan dividend yield yang tergolong tinggi menambah daya tarik saham MPMX bagi investor. Secara bisnis, bottom line atau laba bersih MPMX juga masih prospektif untuk tumbuh.
Apalagi, pulihnya mobilitas masyarakat akan menjadi angin segar untuk menggairahkan penjualan motor. "Sehingga hal ini juga berpotensi meningkatkan kinerja, dimana pendapatan terbesar MPMX berasal dari distribusi kendaraan bermotor roda dua," kata Azis kepada Kontan.co.id, Rabu (15/2).
Baca Juga: MPMX Bidik Pertumbuhan Pendapatan 15%-20%, Begini Strategi Bisnis pada 2023
Dilihat dari pergerakan sahamnya, MPMX masih relatif stabil di zona hijau. Secara year to date, MPMX mampu mencatatkan penguatan 4,46%. Pada perdagangan hari ini (15/2), MPMX ditutup menguat 0,43% ke harga Rp 1.170 per lembar saham.
Azis melihat harga saham MPMX masih punya potensi untuk naik. Terlebih secara valuasi pun MPMX masih terbilang murah dengan price to earning ratio (P/E) berada di 9,48x.
Estimasi P/E itu masih di bawah rata-rata lima tahun. Menimbang hal itu, Azis menyematkan rekomendasi buy saham MPMX dengan target harga di level Rp 1.270 per lembar saham.
Baca Juga: Anak Usaha Mitra Pinasthika (MPMX) Garap Asuransi Perjalanan Domestik & Internasional
Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova juga menyoroti, data penjualan sepeda motor yang masih meningkat hingga Januari 2023 menjadi katalis positif bagi MPMX. Ekspektasi pembagian dividen juga menjadi daya tarik bagi saham MPMX.
Meski secara teknikal, Ivan melihat pergerakan saham MPMX cenderung konsolidasi dan mengarah adanya koreksi jangka pendek. Menyusul tertahannya rally harga oleh suatu resisten krusial di area Rp 1.220.
Analisa Ivan, meskipun nanti ada pelemahan ke area Rp 1.055-Rp 1.090, hal itu masih merupakan koreksi wajar. "Namun jika area ini ditembus maka kemungkinan besar MPMX akan melanjutkan koreksi menuju Rp 955-Rp 980," terang Ivan.
Dia pun menyematkan buy on weakness terhadap saham MPMX. Pelaku pasar disarankan mencermati area support pada harga Rp 1.055 dan resistance pada level Rp 1.220 per saham.
Baca Juga: Dividen Hunter, Ini Daftar 20 Emiten dengan Yield Tinggi Terbaru
Strategi Bisnis MPMX
Pada tahun ini, MPMX mengincar pertumbuhan pendapatan sebesar 15%-20% dibandingkan tahun 2022. Secara historis, marjin laba bersih MPMX berkisar antara 2%-3% dari pendapatan.
"Melihat industri otomotif tumbuh pasca pandemi, Kami cukup optimistis tahun 2023 bisnis MPMX akan tetap pada tren positif. Kami cukup yakin seluruh segmen bisnis kami akan terus bertumbuh," kata Natalia.
Natalia mengungkapkan, MPMX telah menyiapkan strategi bisnis di segmen utamanya. Yakni segmen diler dan ritel motor, asuransi, serta transportasi. Guna memuluskan strategi bisnisnya, MPMX menyiapkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 100 miliar.
Natalia menerangkan, sekitar 30%-40% dari capex tersebut akan dialokasikan untuk program inisiatif digital. "Sumber dana berasal dari internal cash flow dan fasilitas pinjaman dari pihak ketiga," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News