Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Grup Saratoga melalui Interra Resoruces Limited mulai menggenggam saham PT Mitra Investindo Tbk (MITI). Interra membeli saham MITI sebanyak 32,08 juta unit saham atau 5% dari seluruh saham ditempatkan dan disetor penuh. Pembelian saham itu dilakukan pada 7 dan 8 Juli lalu.
"Tujuannya adalah untuk investasi, dibeli di pasar negosiasi," ujar Diah Pertiwi Gandhi, Direktur dan Sekretaris Perusahaan MITI kepada KONTAN, Minggu (13/7)
Dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), terlihat Interra membeli 4 juta saham MITI di harga Rp 235 per saham pada 7 Juli. Sementara esok harinya, Interra kembali mengakumulasi 28,08 juta saham di harga pembelian Rp 275 per saham. Dus, Interra merogoh kocek sebesar Rp 8,7 miliar.
Saat ini, MITI juga melakukan proses rights issue dengan melepas 641,61 juta saham seri B atau 50% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Harga saham itu dibanderol sebesar Rp 230 per saham. Dengan begitu, MITI akan mengantongi dana sebesar Rp 147,57 miliar.
Nah, dalam aksi ini, Interra juga bertindak sebagai pembeli siaga. "Tetapi soal berapa persen saham rights issue yang diambil Interra baru bisa diumumkan pada pekan depan," ujarnya.
Usai rights issue, MITI akan mengambil alih 90% kepemilikan saham Interra Resources Ltd pada Goldwater LS Pte Ltd. Goldwater memiliki entitas anak IBN Oil Holdico Ltd yang mempunyai izin untuk menambang minyak di wilayah Linda Sale, Sorong, Papua Barat. Nilai akuisisi ini sebesar US$ 13,5 juta.
Goldwater diharapkan bisa menyumbang pendapatan sebesar US$ 9,7 juta di tahun ini dan laba bersih sebesar US$ 1,7 juta. Jika dikonsolidasi ke laporan keuangan MITI, laba bersih MITI bisa melambung hingga 30%-50% di tahun ini menjadi sekitar Rp 33 miliar. Tahun lalu, laba bersih MITI hanya sebesar Rp 22 miliar. Sementara pendapatan MITI ditaksir Rp 200 miliar.
Usai mengakuisisi Goldwater, MITI akan menggarap empat sumur minyak baru di wilayah kerja Linda Sale. Perseroan akan menggali dua sumur baru di tahun ini, dan dua sumur baru lainnya akan dikerjakan di tahun depan.
Satu sumur baru membutuhkan investasi sebesar US$ 2 juta. Sehingga, dalam dua tahun, perseroan menganggarkan dana hingga US$ 8 juta.