Reporter: Kenia Intan | Editor: Tendi Mahadi
Mempertimbangkan hal tersebut, Wawan pun memperkirakan kinerja reksadana pendapatan tetap juga akan melorot di tahun 2022. Obligasi yang lesu juga akan memberatkan kinerja reksadana campuran. Wawan pun cenderung menyarankan investor mencermati reksadana saham dan reksadana pasar uang saja.
Terkoreksinya instrumen obligasi sebenarnya tidak melulu diartikan buruk. Bagi investor jangka panjang atau lebih dari tiga tahun, saat ini adalah momentum yang tepat untuk koleksi karena potensi return-nya bisa mencapai 7% hingga 8%.
Untuk jangka panjang, Wawan pun menyarankan komposisi portofolio investor 40% instrumen saham, 40% instrumen obligasi, dan 20% instrumen pasar uang.
Sementara untuk jangka waktu pendek atau kurang dari setahun, instrumen pasar uang sebenarnya lebih menarik dengan adanya kenaikan suku bunga deposito. Wawan pun merevisi naik potensi return instrumen pasar uang dari semula 3% menjadi 3,5%.
Instrumen saham yang diproyeksi bisa menyentuh level 7.500 hingga akhir tahun sebenarnya juga atraktif. Akan tetapi, investor tetap perlu mempertimbangkan pergerakannya yang cenderung fluktuatif karena sensitif terhadap berbagai sentimen. "Di bulan ini saja volatilitasnya besar sekali," tutup dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News