Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli
Sementara itu, sekitar 24% atau Rp 10,905 miliar akan digunakan untuk pembelian aset tetap berupa peralatan kerja kantor peralatan kerja proyek dan kendaraan.
Richie pun optimistis MEJA dapat menghimpun pertumbuhan pendapatan dan laba bersih di tahun pertamanya tercatat sebagai emiten. Bahkan, pendapatan yang dipatok capai Rp 63 miliar diyakini sudah bisa tercapai pada semester I-2024.
Dengan demikian, pertumbuhan pendapatan MEJA di tahun ini diproyeksi tumbuh sekitar 40% dari capaian tahun lalu sebesar Rp 45,54 milliar. Sementara target laba dipatok 12% lebih tinggi daripada tahun lalu yang sekitar Rp 7,30 miliar.
“Kami yakin kemungkinan target pendapatan di kuartal II 2024 sudah tercapai. Sementara, target laba kami di tahun ini sekitar 12% dari total revenue yang didapatkan,” ujar Richie saat ditemui usai seremoni pencatatan IPO MEJA, (12/2).
Baca Juga: Resmi Melantai di BEI, Saham Harta Djaya Karya (MEJA) Sempat Naik 9,7%
Harta Djaya Karya (MEJA) meyakini bahwa industri desain dan konstruksi bakal tumbuh positif seiring dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi tanah air, serta tumbuhnya sektor properti. Dimana, para pelaku usaha konsultasi desain seperti MEJA turut andil dalam perubahan industri.
Tren poperti yang terus bergerak dengan calon klien yang didominasi oleh generasi milenial ditambah harga tanah selalu tumbuh melebihi kenaikan gaji, maka akan membuat para pengembang harus punya banyak akal untuk menyulap rumah luas minimum menjadi serbaguna.
Tren tersebut akan mendorong persaingan usaha jasa konsultasi desain dan juga jasa kontraktor di Indonesia semakin kompetitif, ditambah mayoritas klien generasi milenial yang memiliki keterbatasan dana untuk memakai jasa konsultasi desain.
Tidak hanya perumahan, proyek kantor pemerintahan juga diperkirakan akan naik secara signifikan karena adanya pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Hanya saja, perkantoran komersial mungkin masih lemah sejak covid-19 akibat perubahan pola kerja hybrid yang mengurangi kebutuhan ruang lantai, dan saat yang sama Jakarta menghadapi kelebihan pasokan ruang kantor.
Baca Juga: Harta Djaya Karya (MEJA) Pasang Harga IPO Rp 103 Per Saham
Adapun keunggulan dari MEJA adalah mereka memiliki jasa interior yang bersifat end-to-end yang bukan hanya sebagai jasa konsultasi desain, tetapi hingga ke kontraktor interior dan penyediaan furniture. Tujuan utama dari proses perusahaan ini adalah untuk membantu merampingkan proses design-build.
MEJA yang dikenal dengan merek Interra ini menyediakan semua dalam satu proses desain-pembuatan terpadu di mana perusahaan bekerja bersama-sama dalam menciptakan anggaran, kemudian merancang anggaran tersebut, memperbarui anggaran saat desain dikembangkan, dan kemudian melaporkan perubahan keuangan selama proses berlangsung.
Dalam 5 tahun ke depan, MEJA memiliki rencana untuk dapat membangun workshop baru, membangun ‘Experience Center’ di beberapa lokasi – sebagai bagian dari strategi untuk memperluas jangkauan target pemasaran, serta membangun in-house brand (milik sendiri) untuk produk furnitur perusahaan.
Selain itu, Harta Djaya Karya memiliki ataupun menguasai 1 (satu) bidang tanah seluas 4.069 m2 yang terletak di Blok Pasirkiara Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi, Provinsi Jawa Barat. Tanah ini rencananya akan diperuntukan untuk gudang Perseroan guna menjangkau pelanggan di daerah Jawa Barat, yang diperkirakan akan dilaksanakan pembangunannya pada awal tahun 2026.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News