Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro
JAKARTA. Menemani aktivitas anda di pagi hari, berikut ini rangkuman berita bursa saham di halaman 4 Harian KONTAN edisi Rabu (18/3).
Prospek Saham Perbankan
Saham emiten perbankan tetap memiliki prospek menarik di tahun ini. Namun, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih melambat perlu dicermati lantaran bisa mencederai kinerja emiten perbankan.
Kinerja perbankan kelas kakap dinilai sudah sesuai ekspektasi analis. Namun, tahun ini, kinerja emiten bank diprediksi tak terlalu tinggi. Analis Samuel Sekuritas Indonesia, Akhmad Nurcahyadi menilai, laba bank berkorelasi dengan pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Dari studi Bank Indonesia, pertumbuhan ekonomi menjadi indikator utama pertumbuhan kredit perbankan di dua kuartal tahun ini. Kementerian Keuangan juga memprediksi, pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I 2015 di bawah 5%. "Sehingga prediksi konsensus untuk pertumbuhan bank terlalu tinggi," ujar Akhmad dalam risetnya, Selasa (17/3).
Meski perlambatan ekonomi terjadi sejak semester II 2014, empat bank besar seperti Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Negara Indonesia (BBNI), Bank Mandiri (BMRI) dan Bank Central Asia (BBCA) mencetak kinerja 2014 sesuai estimasi. Tapi kinerja kuat ini bisa tertekan oleh faktor eksternal seperti penguatan dollar AS yang bisa melemahkan pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan.
Prospek bank menarik jika ekonomi tumbuh di atas 5,2%. Akhmad bilang, pertumbuhan ekonomi bakal diikuti pertumbuhan likuiditas dan penurunan non performing loan (NPL).
PT Wijaya Karya Tbk (WIKA)
Setelah mencetak kinerja positif di tahun lalu, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) optimistis membukukan kinerja lebih baik pada tahun ini. WIKA membidik laba bersih tumbuh 24,35% year-on-year (yoy) menjadi Rp 765 miliar di sepanjang 2015.
Proyeksi laba bersih itu seiring kenaikan target kontrak baru, sehingga penjualan bersih diharapkan tumbuh 28,4% (yoy). “Kami menargetkan penjualan bersih Rp 16 triliun atau Rp 21 triliun termasuk KSO,” ujar Suradi, Sekretaris Perusahaan WIKA kepada KONTAN, Selasa (17/3).
Sepanjang 2014, WIKA mencatatkan kinerja positif kendati tantangan sektor konstruksi cukup besar. Mengacu laporan keuangan WIKA pada 2014, laba bersihnya Rp 615,18 miliar, naik 7,95% (yoy). Pencapaian itu ditopang pertumbuhan penjualan bersih 5,6% (yoy) menjadi Rp 12,46 triliun.
Suradi mengemukakan, WIKA berniat membagikan dividen untuk buku 2014 kepada pemegang saham. “Namun keputusannnya tergantung hasil rapat umum pemegang saham nanti,” kata dia.
Kinerja PT Bursa Efek Indonesia
Laba bersih PT Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun lalu jauh melampaui target yang telah ditentukan sebelumnya. Hal ini lantaran otoritas pasar saham tersebut mampu mendongkrak pendapatan dan menekan biaya.
Hamdi Hassyarbaini, Direktur Keuangan BEI mengatakan, pendapatan usaha per akhir 2014 melonjak 97% dari yang ditargetkan. Sedangkan, laba bersih lebih tinggi 262% dari proyeksi semula.
"Laba bersih, targetnya Rp 92,4 miliar, realisasi Rp 244 miliar," ujarnya kepada KONTAN belum lama ini. Penyebab lain melesatnya angka realisasi itu ditopang dari pendapatan investasi BEI yang lebih tinggi 156% dari perkiraan awal.
Adapun, instrumen investasi yang dipilih manajemen BEI adalah deposito, obligasi, dan reksadana. Selain itu, kata Hamdi, pihaknya juga mampu mengempiskan beban yang harus ditanggung. Namun, sayang, ia belum mau menyebut angka yang lebih rinci.
Alasannya, saat ini laporan keuangan resmi masih dalam proses audit. Ia pun memberi catatan, angka-angka tersebut belum dikonsolidasi dengan anak usaha. Sebagai gambaran, tahun lalu, rata-rata nilai transaksi harian turun dari Rp 6,24 triliun yang tercatat di tahun sebelumnya menjadi Rp 6 triliun.
PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE)
Meski pendapatan usahanya melorot pada tahun lalu, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) mencetak lonjakan pertumbuhan laba bersih.
Mengacu laporan keuangan BSDE yang dipublikasikan Selasa (17/3), laba bersih pengembang BSD city ini mencapai Rp 3,81 triliun. Jumlah itu tumbuh 41,6% ketimbang laba 2013 senilai Rp 2,69 triliun. Sedangkan pendapatan BSDE melorot 3,13% menjadi Rp 5,57 triliun.
Laba BSDE disokong keuntungan dari aktivitas investasi. Pada 2014, ekuitas pada laba bersih dari investasi saham BSDE melonjak 35 kali lipat menjadi Rp 1,67 triliun. Harga saham BSDE kemarin naik 2,73% menjadi Rp 2.070 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News