kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Inilah saham-saham yang terserempet imbas pemilihan presiden


Minggu, 12 Agustus 2018 / 21:39 WIB
Inilah saham-saham yang terserempet imbas pemilihan presiden
ILUSTRASI. Jalan Tol layang Jakarta-Cikampek II


Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peta pemilihan presiden tahun 2019 sudah terang benderang. Dua pasangan calon akan berlaga dalam pilpres tahun depan. Yakni petahana Joko Widodo berpasangan dengan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin. Serta PrabowoSubianto yang menggandeng Wakil Gubernur DKI Jakarta  Sandiaga Uno.

Pilpres kali ini akan dampak tersendiri bagi kegiatan pasar modal Indonesia. Sejumlah saham bakal terpengaruh dengan pesta demokrasi lima tahunan ini. Seperti sektor telekomunikasi, media, konsumsi dan ritel.

Beberapa saham juga terimbas sentimen dari momen politik ini. Seperti saham-saham yang dimiliki Sandiaga Uno. 

Namun, analis Semesta Indovest Aditya Perdana Putra mengatakan saham-saham yang dimiliki Sandiaga Uno seperti PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG), PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA) dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) cuma akan terkena sentimen jangka pendek dari pilpres 2019 ini.

"Saham-saham itu akan sama seperti saham lain pada umumnya. Mereka hanya akan terkena sentimen jangka pendek terkait pencalonan dari salah satu capres dan cawapres. Tidak ada yang istimewa sebenarnya dari hal ini," jelasnya, Minggu (12/8). Aditya bilang yang patut diperhatikan ialah kinerja bisnis dari masing-masing emiten ke depannya.

Ia  sendiri lebih tertarik dengan saham-saham yang indentik dengan Jokowi seperti sektor kontruksi dan infrastruktur. "Untuk konstruksi, saya lebih tertarik dengan semakin positifnya arus kas operasional perusahaan konstruksi. Hal ini dapat lebih memperkuat kas perusahaan untuk membiayai proyek-proyek ke depannya," kata Aditya.

Ia juga menyatakan bahwa sektor konstruksi cukup menggeliat akhir-akhir ini karena terimbas dari pembayaran pengerjaan proyek yang mulai cukup menghidupkan aliran arus kas operasional perusahaan. "Selain itu, sektor konstruksi juga mencatatkan kenaikan revenue dan laba bersih yang positif selama semester I lalu," imbuhnya.

Ia juga melihat bahwa pasar pun mulai berekspektasi mengenai peluang Jokowi untuk kembali menang pada pilpres tahun depan. "Sebab mereka yakin kebijakan yang dilakukan oleh Jokowi untuk mempercepat infrastruktur yang terlihat dari kenaikan dana alokasi APBN untuk infrastruktur akan kembali terulang di periode II nanti," tandasnya.

Dari sisi saham, Aditya merekomendasikan untuk buy on weakness saham SRTG, dengan target harga jangka pendek di level Rp 3.900 per saham. Untuk ADRO, ia juga merekomendasikan untuk beli dengan target harga hingga akhir tahun di level Rp 2.350 per saham. Sementara untuk NRCA ia menyarankan  trading buy, dengan target harga jangka pendek di level Rp 412 per saham.

Untuk saham WSKT, Aditya bilang, harganya masih cukup murah, saat ini diperdagangkan dengan price earning ratio (PER) 5,12 kali. Lalu PTPP saat ini diperdagangkan di PER 9,1 kali. Pun WIKA pun terbilang menarik, saat ini memiliki  PER 11,8 kali dan .saham ADHI diperdagangkan dengan  PER 10,47 kali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×