Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencetak rekor tertinggi di tahun ini. Pada penutupan Rabu (3/9), IHSG mencapai 5.224,13. Secara year to date (ytd), ini artinya IHSG melonjak hingga 22,23%.
Berdasarkan data statistik Bursa Efek Indonesia (BEI), saham sektor properti naik paling kencang yakni 41,21% secara ytd. Penguatan tajam ini juga didukung masuknya asing ke pasar saham. Asing mencatatkan beli bersih segede Rp 56,25 triliun secara ytd.
Norico Gaman, Kepala Riset BNI Securities bilang, kenaikan IHSG merupakan efek dari rasa percaya diri pelaku pasar pada fundamental ekonomi Indonesia. "Neraca perdagangan Juli surplus, inflasi terjaga, suku bunga juga tetap di 7,5%," kata dia.
Analis juga menilai, pelaku pasar cukup percaya diri karena pemerintahan baru pimpinan Joko Widodo dan Jusuf Kalla akan menaikkan harga BBM bersubsidi. Ini dipercaya jadi jurus cespleng memperbaiki defisit neraca anggaran. Apalagi, pemerintah baru optimistis ekonomi Indonesia di 2015. Ini terlihat dari perubahan asumsi makro di pembahasan APBN 2015. Pertumbuhan ekonomi yang semula ditargetkan 5,6% jadi 5,8%.
Tapi, Harry Su, Kepala Riset Bahana Securities menilai, kenaikan harga BBM bersubsidi bak pedang bermata dua. Efek kenaikan harga BBM bisa jadi sentimen negatif dalam jangka pendek. "Secara historis IHSG bisa turun 6%-7% jika BBM naik," ujar dia mengingatkan.
Harry memprediksi, saat harga BBM bersubsidi naik IHSG akan berkonsolidasi di 4.850-4.900. Setelah itu, Harry optimistis, IHSG bisa kembali naik 5.300. Norico menilai, jika BBM naik di November, IHSG akan koreksi di bawah 5.000.
Dengan asumsi BBM bersubsidi naik hingga Rp 9.000 per liter, Norico memperkirakan, IHSG bisa turun 4.500-5.000, dan bisa lebih rendah dari 4.500. Karena itu, Satrio Utomo, Kepala Riset Universal Broker Indonesia menyarankan, investor mulai merealisasikan keuntungan.
"Kalau yang sudah masuk bisa hold dulu," ujar dia. Hingga akhir tahun, Satrio memperkirakan, IHSG bisa menembus 5.650. Adapun Norico memprediksi, IHSG bisa mencapai 5.500 hingga akhir tahun. Untuk itu, Norico menyarankan, investor berhati-hati dan bijaksana dalam berinvestasi. Jika punya portofolio, Norico menyarankan investor ambil posisi jual dan menjaga posisi cash jika IHSG naik secara substansial. Investor juga bisa mulai beli saham under value seperti sektor perkebunan dan pertambangan.
"Untuk bank dan konsumsi take profit dulu," ujar dia. Satrio merekomendasikan, saham ITMG, PTBA, AALI, LSIP, WIKA dan ADHI. Sementara Harry menyarankan, saham TLKM, GGRM, dan KLBF.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News