kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45981,69   -8,68   -0.88%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inilah emiten batubara yang paling membara


Selasa, 20 Februari 2018 / 08:45 WIB
Inilah emiten batubara yang paling membara


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cadangan batubara menjadi salah satu ukuran dalam menakar prospek emiten batubara. Mengacu data masing-masing produsen, Bumi Resources (BUMI) masih menjadi penguasa cadangan batubara di Indonesia.

BUMI memiliki total cadangan sekitar 14 miliar ton batubara atau US$ 1,26 triliun jika memakai asumsi harga batubara US$ 90 per ton. Dari jumlah itu, sebanyak 2,4 miliar ton adalah cadangan terbukti yang siap jual.

Posisi terbesar kedua ada Adaro Energy (ADRO) dengan total cadangan 13,5 miliar ton atau US$ 1,15 triliun. Bukit Asam (PTBA) punya cadangan 11,5 miliar ton atau sekitar US$ 1,04 triliun. Dari jumlah itu, sebesar 3,33 miliar merupakan cadangan terbukti.

Posisi keempat dan kelima masing-masing Indika Energy (INDY) dan Indo Tambangraya Megah (ITMG). Keduanya memiliki cadangan terbukti masing-masing US$ 379,80 miliar dan US$ 171 miliar.

Menariknya, pasar mengaitkan cadangan emiten dengan posisi utangnya. Hingga kuartal III-2017, pinjaman jangka panjang BUMI mencapai sekitar US$ 1,68 miliar.

ADRO memiliki pinjaman jangka panjang US$ 1,13 miliar. Adapun pinjaman jangka panjang PTBA Rp 123,66 miliar. ITMG dan INDY masing-masing US$ 74,13 juta dan US$ 747,18 juta.

BUMI boleh jadi paling potensial. Tapi belum tentu semua cadangan bisa langsung terjual. Jika mengacu hal ini, justru PTBA paling prospektif, mengingat emiten pelat merah itu memiliki cadangan terbukti paling besar. Dengan cadangan terbukti lebih besar, pendapatan lebih aman. "Valuasi PTBA juga masih murah," ujar Frederik Rasali, Vice President Research Artha Sekuritas Indonesia kepada KONTAN, Senin (19/2).

Price earning ratio (PER) PTBA sebesar 9,33 kali. Sedang rata-rata PER industrinya sebesar 13,76 kali. Satu hal yang menjadi nilai lebih PTBA, emiten ini jarang absen membagikan dividen.

Pilihan kedua bisa jatuh ke INDY. Valuasi emiten ini memang cukup mahal, dengan PER 15,52 kali, mengacu data RTI. Tapi INDY baru saja mengakuisisi Kideco Jaya Agung. Setelah akuisisi itu, produksinya akan naik 6% menjadi 34 juta ton tahun ini. "Dengan peningkatan output, laba bisa naik dan menekan PER," tandas Frederik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×