kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45997,15   3,55   0.36%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini yang perlu dipertimbangkan investor sebelum membeli saham pembagi dividen


Senin, 24 September 2018 / 19:14 WIB
Ini yang perlu dipertimbangkan investor sebelum membeli saham pembagi dividen
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setoran dividen emiten-emiten yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI) semakin meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan, tahun depan pemerintah lewat Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mematok kenaikan dividen dari perusahaan-perusahaan BUMN.

Namun demikian, Khrisna Setiawan, analis Lotus Andalan Sekuritas mengatakan, bagi investor, faktor dividen tak terlalu menjadi hal dominan bagi pengambilan keputusan investor. Pasalnya, pendapatan yang berasal dari dividen kemungkinan hanya 2%-3% saja setiap tahunnya.

"Kecuali investor dengan kapastitas dana sangat besar, dividen akan sangat berpengaruh," kata Khrisna kepada Kontan.co.id, Senin (24/9). 

Menurut Khrisna, yield dividen akan sangat berpengaruh bagi investor-investor BPJS, Dana pensiun, atau mutual fund besar.

Dari emiten pembagi dividen, Khrisna mencatat setidaknya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh investor seperti dividen yield dari pembagian dividen. Jika yield dividen berada di level 3% atau lebih dari 3%, niscaya hal ini akan menarik bagi investor.

Selain itu, investor juga akan memperhatikan tren dari pembagian dividen masing-masing perusahaan. Menurut Khrisna, dari tahun ke tahun, jumlah pembagian dividen tersebut juga tak akan jauh berbeda dari tahun sebelumnya.

Sementara itu, Analis Reliance Sekuritas Aji Setiawan mengatakan, kenaikan target dividen untuk tahun 2019 sebesar 1,99% menjadi Rp 45,59 triliun dari Rp 44,7 triliun pada tahun 2018 tak lalu harus dijadikan acuan untuk membeli saham-saham pembagi dividen.

"Menurut saya untuk jangka pendek sebaiknya investor memperhatikan kondisi pasar yang masih kurang stabil dikarenakan masih rentannya pelemahan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat," kata Aji.

Namun untuk jangka panjang, menurutnya investor sudah bisa melakukan akumulasi buy pada saham-saham BUMN terutama pada sektor kontruksi dan infrastruktur seiring dengan banyaknya porsi kontrak proyek yang akan berdampak pada kinerja emiten kontruksi dan infrastruktur. Beberapa saham yang layak dipertimbangkan misalnya JSMR, WSKT, PTPP, ADHI, dan WIKA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×