Reporter: Venny Suryanto | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) menargetkan penjualan lahan industri 20-30 hektare (ha) dari Karawang di tahun ini. Sedangkan untuk Subang Smartpolitan sendiri ditargetkan bisa mencapai 50-60 ha.
VP Head of Investor Relations Surya Semesta Internusa Erlin Budiman mengatakan target pasar Subang Smartpolitan diantaranya merupakan sektor otomotif dan industri pendukung otomotif.
Selain itu sektor industri high technology juga menjadi target pasar Surya Semesta Hal ini karena adanya pelabuhan Patimban.
Dengan demikian, perseroan tetap optimis penjualan lahan industri masih akan menjanjikan. Kawasan industri Subang Smartpolitan juga dibangun dengan konsep smart industrial city. Selain itu, perseroan juga mempertimbangkan ekosistem environmental, social, and corporate governance (ESG) yang diterapkan.
“Subang Smartpolitan saat ini sudah melakukan soft launching sejak kuartal IV tahun 2020 dan hand over lahan akan ditargetkan pada kuartal II 2023. Sementara Subang Smartpolitan fase pertama akan mulai beroperasi di kuartal III 2024,” jelas Erlin kepada Kontan.co.id, Selasa (3/1).
Baca Juga: Surya Semesta (SSIA) Catatkan Marketing Sales 12 Hektare Per Desember 2022
Untuk pengembangan kawasan industri di Subang, SSIA akan alokasikan belanja modal sebesar Rp 1 triliun. Sedangkan sebesar Rp 300 miliar akan digunakan untuk renovasi dan pembangunan untuk segmen bisnis perhotelan, serta untuk PT Nusa Raya Cipta (NRC).
Secara keseluruhan, alokasi capex di tahun 2023 yang dicadangkan sekitar Rp 1,3 triliun. Sumber dananya sendiri berasal dari bank. Menurutnya, Subang masih perlu mengakuisisi tanah-tanah yang strategis serta mulai mengerjakan infrastrukturnya.
“Untuk pendanaan nya seperti yang kita tahu, perusahaan baru menjual pergudangan kita sebesar Rp 500 miliar dan dari bank financing mungkin sekitar 500 miliar kita akan tambah,” jelasnya.
Dengan rencana pengembangan tersebut, SSIA juga membidik pendapatan bisa tumbuh 18% di tahun 2023 dari outlook tahun 2022.
“Jadi apa yang tertunda di tahun kemarin kita harapkan bisa tercapai di tahun depan. Nah, dengan kondisi seperti ini kita harapkan pertumbuhan revenue maupun profit akan lebih baik lah dibandingkan dengan tahun lalu,” harapnya.
Bila di breakdown, PT Nusa Raya Cipta (NRC) akan memberikan kontribusi sekitar 70%, sementara sisanya sekitar 20% dari properti kemudian disusul oleh hospitality.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News