kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini strategi Surya Semesta (SSIA) agar kembali bangkit pasca rating dipangkas


Rabu, 20 Januari 2021 / 07:00 WIB
Ini strategi Surya Semesta (SSIA) agar kembali bangkit pasca rating dipangkas


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) telah menyiapkan sejumlah jurus pasca penurunan peringkat obligasi dan perusahaan yang dilakukan oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). 

Obligasi SSIA yang diperingkatnya diturunkan adalah Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Seri B Tahun 2016 PT Surya Semesta Internusa Tbk senilai Rp 390 miliar. Pefindo memutuskan untuk menurunkan peringkat SSIA dari idA- menjadi idBBB+. 

Menurut Salyadi Saputra, Direktur Utama Pefindo, peringkat tersebut diberikan berdasarkan data dan informasi serta laporan keuangan tidak diaudit per 30 September 2020 dan laporan keuangan audit per 31 Desember 2019.

Baca Juga: Sejak kuartal keempat, enam rating surat utang perusahaan ini turun

"Efek utang dengan peringkat idBBB mengindikasikan parameter proteksi yang memadai dibandingkan efek utang Indonesia lainnya. Walaupun demikian, kondisi ekonomi yang buruk atau keadaan yang terus berubah akan dapat memperlemah kemampuan emiten untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang atas efek utang," jelas Salyadi dalam keterbukaan informasi di BEI 11 Januari 2021. 

Sementara itu, peringkat SSIA dipangkas dari idA- dengan outlook negatif menjadi idBBB+ dengan outlook stable. 

Sekretaris Perusahaan Surya Semesta Internusa (SSIA) Herman Gunadi dalam keterbukaan informasi di BEI menjelaskan, penurunan peringkat perusahaan dan Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Seri B Tahun 2016 dipicu oleh pandemi COVID-19 yang berkelanjutan. Efek paling terasa terutama terhadap segmen hotel. 

Meskipun pendapatan segmen hotel SSIA pada kuartal ketiga tahun 2020 tumbuh lebih dari 100% dibandingkan dengan kuartal kedua, raihan di kuartal III tahun 2020 masih jauh lebih rendah dibandingkan pendapatan segmen hotel di kuartal pertama 2020. 

Selain itu, penerapan ulang pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jawa dan Bali serta lonjakan kasus baru menghambat prospek pemulihan operasional segmen hotel SSIA. Kerugian ekonomi yang disebabkan oleh pandemi mempengaruhi kawasan industri dan konstruksi karena transaksi penjualan tanah dan raihan kontrak baru jauh lebih rendah dari yang dianggarkan. 

Baca Juga: Surya Semesta (SSIA) rancang Subang Smartpolitan jadi smart & sustainable city

Akibatnya, profil keuangan SSIA dalam sembilan bulan pertama di tahun 2020 turun ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sementara itu, kemungkinan peningkatan profil keuangan juga terbatas karena tingkat ketidakpastian kapan COVID-19 dapat teratasi.

Meski demikian, SSIA mengaku telah memiliki strategi untuk dapat meningkatkan kembali rating. "Sebagaimana penjelasan dari Pefindo, peringkat dapat naik jika lingkungan operasi telah normal kembali dan prospek pemulihannya kuat sehingga SSIA dapat meningkatkan profil keuangannya lebih cepat dari yang diharapkan," jelas Herman dalam keterbukaan informasi di BEI pada Selasa 19 Januari 2021. 

Ada beberapa langkah yang dilakukan SSIA untuk meningkatkan profil keuangannya seperti, efisiensi biaya di semua sektor bisnis. Emiten ini juga akan menerapkan cash dan liquidity management yang prudential. Caranya dengan menegosiasikan ulang persyaratan terkait pinjaman dengan kreditor untuk meminimalkan dampak keuangan akibat situasi pandemi COVID-19. 

SSIA juga akan tetap akan mempersiapkan diri apabila kondisi ekonomi pulih kembali yakni meneruskan proyek Subang yang akan menjadi penyumbang pendapatan utama ke depan. 

Baca Juga: Surya Semesta Internusa (SSIA) Menyiapkan Rp 750 Miliar Untuk Akuisisi Lahan 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×