Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan petrokimia PT Lotte Chemical Titan Tbk (FPNI) memasang target pertumbuhan penjualan sebesar 10% sepanjang tahun 2019.
Jelang tutup tahun ini, Bambang Budihardja, Corporate Secretary PT Lotte Chemical Titan Tbk menyebut saat ini kondisi pasar kurang kondusif jika dibandingkan dengan tahun lalu. Oleh karena itu, FPNI mengaku sedikit lebih konservatif dalam hal pencapaian target tersebut.
Ia bilang, situasi supply dan demand di regional menyebabkan kondisi margin spread yang semakin menipis. Margin spread merupakan selisih harga jual dengan biaya bahan baku utama.
"Kondisi ini pada akhirnya sedikit banyak melemahkan usaha-usaha untuk mencapai target tersebut," katanya, Minggu (20/10).
Apabila melihat laporan keuangan semester I-2019, pendapatan bersih FPNI juga menurun. FPNI mengantongi pendapatan sebesar US$ 171,69 juta atau menyusut 15,35% dari periode yang sama tahun sebelumnya US$ 202,83 juta.
Pendapatan dari hasil penjualan pasar domestik masih menjadi kontributor terbanyak dengan jumlah pendapatan US$ 145,55 juta, kemudian penjualan ke pasar luar negeri sebanyak US$ 25,14 juta.
Guna meningkatkan kinerja pada penghujung tahun ini, perusahaan terus menjaga stabilitas pasokan bahan baku dengan harga yang kompetitif agar produksi dapat lebih stabil dengan biaya produksi yang efisien. Fluktuasi harga bahan baku, etilena yang berasal dari minyak mentah juga berpotensi menekan margin keuntungan perusahaan.
Baca Juga: Pasca blackout, pabrik Lotte Chemical Titan Nusantara (FPNI) beroperasi normal
Selain itu, FPNI juga menjaga komunikasi intensif dengan pelanggan-pelanggan perusahaan dalam situasi market seperti apapun. Terlebih pada akhir tahun ini, perusahaan menilai situasi kelebihan pasokan diprediksi akan semakin membesar.
Menurutnya, ketidakpastian situasi ekonomi global sebagai imbas dari perang dagang antara AS-China menyebabkan ekonomi regional khususnya sisi permintaan semakin melemah. "Kompetisi di domestik juga cukup ketat dalam perebutan market share yang sama," paparnya.
Ia belum dapat menyebutkan realisasi produksi atau penjualan hingga kuartal lII-2019. Sepanjang tahun lalu volume penjualan mereka menembus 306.000 ton, memang dalam 8 tahun terakhi FPNI menjaga produksi polietilena di atas 300.000 ton.
Sebagai informasi, jenis polietilena yang diproduksi FPNI mencakup linear low-density polythylene (LLDPE) dan high density polyethylene (HDPE).
Baca Juga: Akibat listrik padam, pabrik Lotte Chemical Titan (FPNI) berhenti beroperasi
Bambang menambahkan komposisi penjualan ke domestik dan ekspor masih sama dengan tahun sebelumnya, yang mana 80%-90% dipasarkan ke domestik dan sisanya ekspor.
Dalam perdagangan Jumat (18/10) harga saham FPNI menguat 1,55% ke harga Rp 131 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News