kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini Strategi Bursa Efek Indonesia untuk Mengejar Target di Tahun 2024


Jumat, 27 Oktober 2023 / 05:55 WIB
Ini Strategi Bursa Efek Indonesia untuk Mengejar Target di Tahun 2024
ILUSTRASI. BEI telah menyiapkan strategi untuk menyongsong 2024 agar target-target yang dicanangkan dapat tercapai.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) telah merancang dan menyiapkan strategi untuk menyongsong 2024 agar target-target yang dicanangkan dapat tercapai. 

Untuk tahun depan, BEI menargetkan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) di bursa saham bisa mencapai Rp 12,25 triliun selama 239 hari bursa pada 2024. 

Tak hanya itu, BEI juga mengincar 230 pencatatan penerbitan efek seluruh instrumen sepanjang 2024. Target tersebut lebih banyak 30 efek dari target di 2023. 

Penerbitan efek itu meliputi efek saham, obligasi, Exchange Traded Fund (ETF), Dana Investasi Real Estate (DIRE), Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA), Efek Beragun Aset (EBA) dan waran terstruktur. 

Baca Juga: Dari IPO Hingga Target Laba, Ini Deretan Target BEI di 2024

Khusus untuk penawaran umum perdana saham alias Initial Public Offering (IPO), BEI berharap akan ada 62 perusahaan baru yang tercatat di bursa saham. 

Direktur Bursa Efek Indonesia Iman Rachman berharap target tersebut dapat dicapai melalui pelaksanaan kegiatan sosialisasi untuk perusahaan tercatat dan calon perusahaan tercatat.

Hingga saat ini, BEI telah melakukan kegiatan sosialisasi, one-on-one meeting, serta workshop yang mayoritas sudah rutin dilaksanakan secara virtual. 

"Bursa juga akan terus menerus secara aktif menarik Perusahaan Tercatat baru dari sektor New Economy, Start-Up dan Renewable Energy," kata Iman, Kamis (26/10). 

Irvan Susandy, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Efek Indonesia secara terpisah menyampaikan pihaknya optimistis terhadap target yang ditetapkan. 

Dia optimistis gelaran pesta demokrasi lima tahunan alias pemilu 2024 akan berjalan dengan aman. Ditambah potensi pertumbuhan ekonomi yang masih bagus dan inflasi yang terkendali.  

"Kami optimistis angka itu tercapai seiring dengan berbagai inisiasi mulai dari edukasi dan produk baru yang kami lakukan," jelas Irvan. 

BEI tengah melakukan persiapan untuk memperbarui infrastruktur perdagangan. Irvan berharap tahun depan pembaruan ini bisa terlaksana. 

BEI juga akan meningkatkan kualitas daya yang dijual ke pelanggan. BEI tengah berkomunikasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang margin dan short selling. 

"Kalau disetujui bisa jalan tahun depan sehingga bisa mendorong likuiditas karena derivatif dan futures juga butuh short selling underlying agar lebih ramai," katanya. 

Dari sisi pengembangan produk, BEI juga terus menggodok produk single stock future. Diharapkan produk anyar itu akan meluncur pada Kuartal I-2024. 

Hingga saat ini, sudah ada satu anggota bursa yang telah mengantongi izin derivatif. Irvan bilang BEI terus mendorong para anggota bursa berpartisipasi di pasar derivatif. 

"Saat ini ada lima sampai enam anggota bursa dalam pipeline pengembang sistem untuk transaksi derivatif. Kami sudah siapkan sistemnya," tutur Irvan. 

Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia (UI) Budi Frensidy menilai masih ada potensi pasar saham dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk bergerak positif. 

Baca Juga: Sejumlah Emiten Masih Ramai Menggelar Private Placement, Ada yang Menarik?

Menurutnya sewajarnya jika indeks terus bergerak positif dari bulan ke bulan, bukan tidak mungkin target RNTH senilai Rp 12,25 triliun akan dapat dicapai. 

Jika dicermati target IPO yang ditetapkan BEI tak jauh dari target 2023. Asal tahu saja pada tahun ini, BEI mengincar bisa kedatangan 60 perusahaan tercatat baru. 

Namun sepanjang tahun berjalan ini, hingga Selasa (26/10), sudah ada 71 emiten anyar di bursa saham. Bahkan BEI memecahkan rekor pencatatan saham selama 33 tahun. 

"Sebenarnya targetnya tidak konservatif juga, tetapi ternyata dapat terlampaui secara kuantitas. Namun secara kualitas, kurang menggembirakan," ucap Budi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×