Reporter: Riska Rahman | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Trada Alam Minera Tbk yang sebelumnya bernama PT Trada Maritime Tbk (TRAM) berniat untuk mengakuisisi perusahaan tambang batubara dan jasa pertambangan. Pengambilalihan ini membuat perusahaan mengubah fokus utama bisnis perusahaan dari pelayaran menjadi pertambangan.
Direktur TRAM Ismail Mahruf mengatakan, perusahaan berencana untuk mengakuisisi perusahaan tambang batubara PT Gunung Bara Utama (GBU) dan perusahaan jasa tambang PT Ricobana Abadi. Pengambilalihan ini dilakukan melalui akuisisi induk usaha GBU dan Ricobana Abadi.
Rencananya perusahaan akan mengakuisisi PT Semeru Infra Energi (SIE) dan PT Black Diamond Energi (BDE) yang merupakan induk usaha GBU. Perusahaan juga akan mengakuisisi PT SMR Utama Tbk (SMRU) yang merupakan induk usaha Ricobana Abadi yang bergerak di bisnis jasa pertambangan.
"Perusahaan akan mengambil alih 5,05 miliar saham SIE yang setara dengan 99,99% total kepemilikan dan 999.999 saham BDE yang juga setara dengan 99,99%. Sehingga dengan ini, TRAM jadi pemilik tidak langsung GBU," ujar Ismail di Jakarta, Kamis (19/10).
TRAM membutuhkan dana sebanyak Rp 504,99 miliar untuk akuisisi SIE, sedangkan akuisisi BDE akan membuat perusahaan mengeluarkan dana sebesar Rp 99,99 miliar. Dana tersebut akan diperoleh melalui penerbitan saham baru (rights issue) sebanyak-banyaknya 40 miliar lembar saham dengan dana incaran sebesar Rp 6 triliun.
Adapun akuisisi Ricobana Abadi akan dilakukan lewat pengambilalihan seluruh kepemilikan saham SMRU. TRAM akan mengambil alih sebanyak 49,9% saham SMRU dengan menggunakan dana hasil rights issue. Nilai akuisisi ini sekitar Rp 3,12 triliun. Sedangkan sisanya sebanyak 50,10% kepemilikan SMRU akan dibeli dengan menggunakan dana pinjaman dari UOB Kay Hian sebanyak US$ 235 juta.
Akuisisi ini membuat Trada Alam menambah lini bisnis pertambangan ke dalam usaha saat ini. Namun, Ismail mengaku belum berniat merombak total bisnis perusahaan dari pelayaran ke bisnis pertambangan. "Kami hanya akan mengubah struktur bisnis perusahaan yang sebelumnya fokus di bidang pelayaran menjadi 80% bisnis pertambangan dan 20% bisnis pelayaran," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News