kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini sentimen yang mengangkat sejumlah bursa saham Asia pada Kamis (7/10)


Kamis, 07 Oktober 2021 / 16:58 WIB
Ini sentimen yang mengangkat sejumlah bursa saham Asia pada Kamis (7/10)
ILUSTRASI. Bursa Asia bergerak beragam dengan mayoritas menguat pada Kamis (7/10).


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Asia bergerak beragam dengan mayoritas menguat pada Kamis (7/10). Penguatan dipimpin oleh Hang Seng yang menguat 3,07%.

Indeks negeri Merlion, Straits Times juga menguat 0,66%. Indeks Nikkei 225 milik Jepang juga berhasil menguat 0,54%. Sementara indeks dalam negeri, yakni Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis 0,01% setelah kemarin (6/10) menguat hingga 2,06%.

Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia mengatakan, Indeks Nikkei 225 mengakhiri penurunan selama 8 hari beruntun, yang dipicu oleh kekecewaan investor atas dukungan Perdana Menteri (PM) baru Jepang terhadap rencana pajak keuntungan (capital gain tax).

Baca Juga: Astra Graphia (ASGR) bagikan dividen interim, menyusul emiten Grup Astra lain

Kenaikan indeks di Asia juga ditopang oleh kemajuan dalam negosiasi mengenai batas atas penarikan utang (debt ceiling) pemerintah Amerika Serikat (AS), setelah pimpinan Partai Republik di Senat mendukung perpanjangan debt ceiling hingga bulan Desember. Partai Demokrat mengatakan, kemungkinan akan menerima usulan dari Partai Republik demi meredakan ketegangan politik.

Faktor lain yang menopang kenaikan indeks adalah pelemahan harga komoditas energi, dengan harga gas alam di Eropa dan AS semalam anjlok hingga 10%. Pemicunya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengindikasikan bahwa Rusia, melalui perusahaan milik negara (BUMN) yakni Gazprom, akan menambah pasokan (supply) gas alam untuk Eropa agar tidak mengalami krisis energi.

Dari sisi geopolitik, investor menyambut baik cairnya ketegangan antara AS dan China.Kedua negara secara prinsip setuju untuk mengadakan pertemuan secara virtual antara Presiden Joe Biden dan Presiden Xi Jinping sebelum akhir tahun ini. Sebagaimana diketahui, Presiden Xi Jinping berencana tidak menghadiri berbagai acara multilateral yang akan datang, seperti pertemuan G20, COP26, dan APEC.

Baca Juga: IHSG turun 0,01% pada Kamis (7/10), BBRI, BMRI, BBCA paling banyak dibeli asing

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×