Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan nilai tukar rupiah pada hari ini bergantung pada data eksternal khususnya dari Amerika Serikat (AS).
Seperti diketahui, kemarin (18/2), Departemen Tenaga Kerja melaporkan, klaim pengangguran AS secara mengejutkan naik 13.000 menjadi 861.000 pada pekan lalu.
Hal tersebut membuat dolar AS dan yield US Treasury turun dari level tertingginya yang sempat dicapai pada sesi sebelumnya.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, jika yield US Treasury tenor 10 tahun tetap berada di atas 1,3%, maka potensi dolar AS untuk kembali menguat terhadap mata uang Asia, khususnya rupiah, dapat terjadi.
Baca Juga: Kemarin melemah, ini proyeksi pergerakan rupiah terhadap dolar AS, Jumat (19/2)
Kenaikan yield US Treasury juga mendorong koreksi di pasar obligasi Asia, termasuk pasar obligasi Indonesia yang terindikasi dari yield SUN 10 tahun yang ditutup di level 6,5% atau naik sekitar 30bps dalam sepekan terakhir ini.
Sementara itu, keputusan Bank Indonesia untuk memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 3,5% tak berdampak banyak pada rupiah.
"Rupiah Jumat (19/2) diperkirakan akan berada di level Rp 14.000 per dollar AS hingga Rp 14.100 per dollar AS," kata Josua.
Asal tahu saja, rupiah ditutup melemah 0,04% ke Rp 14.025 per dolar AS pada Kamis (18/2).
Selanjutnya: IHSG bisa melemah lagi Jumat (19/2), saham-saham ini bisa ditimbang-timbang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News