Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Rupiah berhasil rebound pasca tenggelam pekan lalu, Senin (23/5). Mengacu data Bloomberg, di pasar spot rupiah ke Rp 13.574 per dollar AS atau menguat 0,25% dari sebelumnya Rp 13.608 per dollar AS pada pukul 15.59 WIB.
"Aksi ambil untung diperkirakan menjadi salah satu faktor yang menekan dollar AS terhadap mayoritas kurs dunia, termasuk kurs rupiah. Dollar AS telah menguat sejak risalah pertemuan Komisi Pasar Berbasis Federal (FOMC) pada April lalu yang menunjukkan keinginan pengetatan moneter," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengutip Antara.
Namun, lanjut dia, pelemahan dollar AS terhadap rupiah itu masih relatif terbatas menyusul risiko kenaikan suku bunga Amerika Serikat oleh bank sentral (The Fed) pada bulan Juni nanti masih cukup kuat.
"Ke depan, pasar akan menyesuaikan serangkaian komentar dari pejabat The Fed terhadap kemungkinan kenaikan suku bunga AS pada bulan Juni nanti," katanya.
Sebelumnya, analis pasar uang Bank Mandiri Renny Eka Putri mengatakan bahwa adanya harapan perbaikan peringkat Indonesia dari Standard and Poor's (S&P) menjadi layak investasi atau "investment grade" dapat menjadi salah satu faktor yang menopang rupiah.
Di sisi lain, lanjut dia, Bank Indonesia juga akan melakukan intervensi terhadap fluktuasi rupiah agar bergerak dengan fluktuasi yang stabil sehingga tidak mempengaruhi psikologis pelaku pasar uang di dalam negeri.
Sejalan dengan itu, faktor teknikal turut menjadi sentimen yang menopang mata uang rupiah. "Sebagian investor kemungkinan mengambil posisi ambil untung setelah dollar AS mengalami penguatan cukup tinggi dalam beberapa hari terakhir," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Senin (23/5) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp 13.607 dibandingkan level sebelumnya (20/5) di posisi Rp 13.573 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News