Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sentimen eksternal diproyeksi masih mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah pada Jumat (21/5).
Menurut Analis Asia Valbury Futures Lukman Leong, rencana Federal Reserve untuk mengurangi pembelian obligasi tetap menjadi faktor utama yang membebani rupiah di akhir pekan ini.
Walau begitu, dia memprediksi, katalis negatif tersebut tak akan berlangsung lama. Mengingat rencana tapering off belum akan dilakukan dalam waktu dekat.
Sementara itu, ekonom Bank Permata Josua Pardede menyebut, rupiah juga terseret kenaikan yield US Treasury. Imbal hasil obligasi AS itu naik karena hasil risalah The Fed yang dirilis Rabu (19/5).
Namun, Josua melihat pelemahan rupiah berpotensi terbatas karena data surplus neraca perdagangan Indonesia bulan April 2021 yang naik dari bulan sebelumnya bisa jadi sentimen positif.
Baca Juga: Sentimen eksternal seret pergerakan rupiah pada hari ini (20/5)
“Sejalan dengan kinerja ekspor yang lebih baik dari perkiraan, data neraca perdagangan Indonesia bisa membatasi pelemahan rupiah lebih lanjut,” jelas dia kepada Kontan.co.id, Kamis (20/5).
Josua pun memprediksi, besok rupiah bergerak dalam kisaran Rp 14.300 per dolar AS – Rp 14.425 per dolar AS.
Sedangkan Lukman memproyeksi, mata uang Garuda berada dalam rentang Rp 14.300 per dolar AS – Rp 14.450 per dolar AS pada Jumat (21/5).
Sekedar mengingatkan, rupiah spot ditutup melemah 0,59% ke level Rp 14.375 per dolar AS pada hari ini. Koreksi juga terjadi pada rupiah Jisdor yang turun 0,58% ke Rp 14.396 per dolar AS.
Selanjutnya: IHSG diramal menguat terbatas pada perdagangan akhir pekan ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News