Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi yang membaik di kuartal II-2018 ke level 5,27%, membangkitkan prospek sejumlah industri dipicu perbaikan konsumsi. Sektor berbasis komoditas, industri pengolahan, perdagangan menjadi yang paling diuntungkan.
Analis Semesta Indovest Sekuritas Aditya Perdana Putra melihat, emiten sektor pertanian dan pertambangan memiliki prospek bagus di paruh kedua tahun ini.
"Di luar prospek kedua sektor tersebut, secara umum, perbankan juga akan positif didukung pertumbuhan ekonomi dan belanja pemerintah," kata Aditya kepada Kontan, Selasa (7/8).
Selain itu, sektor konstruksi juga berpeluang tumbuh kokoh didorong menggeliatnya ekonomi. "Sehingga di semester kedua, sektor konstruksi, perbankan, dan transportasi bisa naik," ungkapnya.
Sentimen positif untuk sektor transportasi datangnya dari penerapan kebijakan ganjil genap yang diterapkan pemerintah DKI Jakarta. Ditambah lagi pameran otomotif seperti GIIAS dan diskon harga kendaraan di akhir tahun.
Begitu juga sektor telekomunikasi yang kinerjanya akan terbantu dengan momentum Asian Games serta Pemilu di 2019."Sehingga, ini bisa menguntungkan sektor informasi dan komunikasi," jelasnya.
Adapun rekomendasi saham hingga akhir tahun di antaranya dari sektor perbankan ada PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA).
Sektor pertanian terdapat PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI).
Rekomendasi selanjutnya dari sektor pakan ternak yang mengalami kenaikan seperti PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA).
Sedangkan sektor komunikasi ada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Indosat Tbk (ISAT) yang diyakini akan kembali pulih di semester II 2018.
Terakhir dari sektor konstruksi ada PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT PP Tbk (PTPP) dan PT Adhi Karya (ADHI).
"Banyak sektor terdukung dengan THR konsumsi, gaji ke-13, dan inflasi rendah," jelasnya.
Ke depan, konsumsi Tanah Air diharapkan bisa bertahan dan emiten konsumer akan diuntungkan terlepas dari kondisi eksternal yang runyam. "Saya pikir kami tetap optimistis bahwa kinerja bisnis ke depan akan lebih baik dan rupiah tetap stabil," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News