kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini Sejumlah Sentimen yang Bisa Mengangkat Kinerja Matahari Department Store (LPPF)


Selasa, 01 Februari 2022 / 11:54 WIB
Ini Sejumlah Sentimen yang Bisa Mengangkat Kinerja Matahari Department Store (LPPF)
ILUSTRASI. Warga berjalan melewati papan informasi potongan harga di gerai Matahari Department Store. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/foc.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah terseok-seok di awal pendemi, kinerja PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) diproyeksi membaik tahun ini. Salah satu faktor pendorongnya adalah kemajuan program vaksinasi yang digencarkan pemerintah, yang kini telah memasuki dosis ketiga (booster).

Analis Ciptadana Sekuritas Asia Robert Sebastian juga berharap pemerintah tidak kembali memberlakukan pembatasan (lockdown) seperti yang terjadi pada tahun lalu. 

“Faktor pendorong lain juga datang dari Idulfitri (Lebaran) yang akan lebih ramai dibanding tahun 2020 dan 2021,” terang Robert kepada Kontan.co.id, Selasa (1/2).

Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang berlangsung pada Juli sampai Agustus 2021 turut menekan kinerja emiten Grup Lippo ini. Pertumbuhan rata-rata penjualan tiap gerai alias same store sales growth LPPF per sembilan bulan pertama 2021 sebesar 30,6% year-on-year (YoY). Robert meyakini capaian ini didukung oleh momentum perayaan lebaran yang cukup solid di kuartal kedua 2021.

Namun, dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019 (pra pandemi), angka pertumbuhan SSSG milik LPPF menukik cukup dalam, yakni 44,7%. Pembatasan mobilitas masyakarat pada bulan Juli dan Agustus 2021 menjadi pemicu, yang membuat LPPF menutup sebagian besar gerainya.

Baca Juga: Fund Asal Amerika Serikat (AS) Mulai Profit Taking di Saham LPPF

Di kuartal ketiga 2021 saja, SSSG yang dicatatkan LPPF menurun 50,7% secara year on year (yoy). Bila dibandingkan dengan kuartal ketiga 2019, SSSG LPPF tertinggal hingga 70,6%. Namun, Robert meyakini SSSG akan meningkat  pada kuartal keempat 2021 dan di tahun ini. Perbaikan SSSG ini seiring dengan pulihnya lalu lintas pusat perbelanjaan, karena 90% gerai LPPF berlokasi di pusat perbelanjaan.

Memang, lalu lintas (traffic) masyarakat Jakarta untuk berkunjung ke gerai ritel dan rekreasi masih di bawah tingkat pra pandemi. Namun, setelah pandemi berakhir, kunjungan masyarakat akan naik. 
“Kami berekspektasi vaksin booster memberikan perlindungan yang lebih luas terhadap varian baru Covid-19, kami meyakini pemulihan lalu lintas ke mal akan berlanjut tahun ini,” terang Analis Mirae Asset Sekuritas Indosnesia, Christine Natasya.

Meskipun meningkatnya kasus varian baru cukup mengkhawatirkan yang kemungkinan berdampak pada kebijakan PPKM, Christine berekspektasi varian ini baru tidak akan membuat  PPKM ketat terulang kembali, seperti yang pernah terjadi pada Juli 2021.

Christine meyakini, kenaikan harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) secara tidak langsung juga berdampak positif bagi perusahaan ritel. Sepanjang 2015-2016, harga saham perusahaan ritel berkinerja sangat baik di tengah menghangatnya harga CPO.

Dia berekspetasi, efek kenaikan harga CPO akan terlihat lagi pada tahun ini. Ekspansi toko, pemulihan lalu lintas toko, serta kembalinya daya beli adalah kunci untuk mencapai pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi di tahun ini.

Per kuartal ketiga 2021, LPPF membukukan laba bersih Rp 439 miliar dari sebelummya menderita rugi bersih Rp 617 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Dari sisi topline, pendapatan LPPF meningkat sebesar 22,7% yoy menjadi Rp 4,1 triliun.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Emiten Ritel Berikut Ini, Masih Ada Peluang Menguat

Analis BRIDanareksa Sekuritas Andreas Kenny menilai, realisasi penjualan LPPF masih berada di bawah proyeksi dan konsensus. Sementara laba bersih LPPF sepanjang sembilan bulan pertama 2021 sudah sesuai dengan perkiraan awal yang dipasang BRIDanareksa Sekuritas, tetapi masih di bawah konsensus.

Namun, kinerja LPPF di tahun lalu dan tahun ini diproyeksi membaik. Andreas merevisi turun estimasi top-line LPPF sebesar  6,6% dan 6,2% untuk 2021 dan 2022. Namun, gross profit margin (GPM) LPPF diproyeksi naik 3 poin persentase.

Tahun lalu, LPPF diproyeksi mengempit pendapatan senilai  Rp 6,54 triliun dan akan naik menjadi Rp 7,22 triliun di tahun ini. Sedangkan dari sisi bottomline, LPPF diperkirakan membukukan laba bersih Rp 596 miliar di 2021 dan naik menjadi Rp 735 miliar di 2022. Andreas mempertahankan rekomendasi beli saham LPPF dengan target harga Rp 3.600.

Robert juga mempertahankan rekomendasi beli saham LPPF dengan target harga Rp 4.300. Meski demikian, Robert bilang prospek LPPF juga dibayangi oleh sejumlah sentimen negatif. Robert menyebut, pemberlakuan lockdown kembali seiring dengan melonjaknya kasus varian omicron yang signfikan bisa menghambat kinerja LPPF.

Christine mempertahankan rating overweight di sektor ritel. Rating ini dengan menimbang daya beli masyarakat berpenghasilan menengah yang mulai pulih. Selain itu, minat belanja masyarakat menengah juga meningkat semenjak relaksasi pembatasan aktivitas. Untuk saham LPPF, Christine menyematkan rekomendasi trading buy dengan target harga Rp 3.850.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×