Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga CPO untuk kontrak Juli 2021, merujuk pada Bursa Malaysia sempat mencapai harga tertinggi pada RM 4.010 per ton. Tapi, harga ini turun lagi ke RM 3.989 per ton pada Kamis (22/4).
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, penguatan harga CPO belakangan disebabkan oleh ekspor yang naik dan pertumbuhan ekonomi China sebanyak 18,3% pada kuartal pertama. Dia juga melihat adanya kenaikan kasus Covid-19 di Malaysia yang mempengaruhi pekerja di perusahaan sawit sehingga produksi sawit turun di tengah kenaikan permintaan.
"Harga kacang kedelai naik, terutama di pasar Amerika, Inggris, dan Belanda sehingga membantu mengangkat harga CPO di RM 4.000," kata Ibrahim kepada Kontan.co.id, Kamis (22/4).
Founder Traderindo.com Wahyu Laksono melihat, kenaikan harga CPO saat ini karena fase bulan Ramadan di Indonesia dan Malaysia. Hal ini menyebabkan kenaikan harga minyak sawit.
Baca Juga: Harga CPO menguat, begini rekomendasi saham-saham CPO
Dengan produksi CPO yang bukan hanya untuk minyak goreng, tetapi juga untuk biodiesel, Ibrahim menilai di semester dua pemerintah kembali akan berupaya untuk produksi biodiesel, termasuk juga di Malaysia. Sentimen tersebut dinilai akan mengangkat kembali harga CPO ke sekitar RM 4.000 per ton.
Ibrahim melihat sentimen yang akan membuat harga CPO turun adalah dampak lockdown di India yang sampai saat ini belum terlihat. Dia menilai dampak akan terlihat di satu bulan ke depan. Sedangkan Wahyu melihat bahwa kenaikan suplai akan menahan harga dan membuat CPO koreksi.
Ibrahim memperkirakan harga CPO akan bergerak di kisaran RM 3.880 per ton-RM 3.920 per ton. Sedangkan Wahyu melihat bahwa harga CPO di semester satu berada di kisaran RM 3.500 per ton-RM 4.100 per ton.
Baca Juga: BI optimistis ekonomi kuartal II-2021 tumbuh hingga 7%, berikut faktor pendorongnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News