kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini Saham-Saham IDX Value30 yang Masih Murah


Senin, 21 Februari 2022 / 18:28 WIB
Ini Saham-Saham IDX Value30 yang Masih Murah
ILUSTRASI. Kenaikan IHSG berbarengan dengan kenaikan sejumlah saham penghuni IDX Value30.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat beberapa kali memecahkan rekor tertingginya atau all time high. Kenaikan IHSG berbarengan dengan kenaikan sejumlah saham penghuni IDX Value30, indeks yang berisikan saham-saham dengan valuasi rendah dan berkinerja apik.

Contohnya, saham-saham yang berbasis komoditas. Di sector batubara, ada saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) yang menguat 13,48% sejak awal tahun atau secara year-to-date. Sementara Di sektor CPO ada saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) yang menguat 18,42%, saham PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) yang menguat 16,46%, dan PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) yang menguat 25% sejak awal tahun.

Meski demikian, masih terdapat saham penghuni indeks ini yang valuasinya masih cukup rendah, khususnya saham di sektor properti. Analis Samuel Sekuritas Indonesia Olivia Laura mengatakan, valuasi terendah saat ini ada di saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE). Saat ini saham BSDE diperdagangkan sekitar 70% discount  to net asset value (NAV).

Baca Juga: IHSG Menembus All Time High di Atas 6.900, Pasar Saham Dibayangi Aksi Profit Taking

Namun, Olivia menilai saham BSDE menjadi saham properti yang paling sensitif terhadap kenaikan suku bunga. Hal ini karena pembayaran dengan skema kredit pemilikan rumah (KPR) mencakup 70% dari penjualan BSDE. “Selain itu, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) juga valuasinya rendah di atas 60% discount  terhadap NAV,” terang Olivia, Selasa (21/2).

Selain BSDE yang memiliki eksposur pembayaran dengan KPR sebanyak 70%, PT Ciputra Development Tbk (CTRA) tercatat memiliki eksposur sebesar 58%. Sementara untuk SMRA dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) dinilai tidak berpengaruh signifikan terhadap kenaikan suku bunga karena memiliki eksposur KPR masing-masing sebesar 34% dan 14%.

Untuk sektor properti, Olivia masih memasang sikap netral sebab terdapat potensi kenaikan suku bunga oleh Bank Indonesia (BI) yang bisa menaikkan suku bunga KPR. 

Baca Juga: IHSG Rekor di 6.902 Pada Senin (21/2), Asing Masih Mencatat Net Buy

Di tahun ini, Samuel Sekuritas memproyeksi angka pendapatan prapenjualan atau marketing sales masih akan tumbuh. Namun, memang pertumbuhannya tidak sebesar tahun lalu karena faktor suku bunga. “Tetapi ada katalis juga yakni perpanjangan insentif  pajak pertambahan nilai (PPN) yang berdampak positif untuk pertumbuhan marketing sales,” sambung Olivia.

Olivia merekomendasikan beli saham BSDE dengan target harga Rp 1.480, beli saham PWON dengan target harga Rp 630, dan beli saham SMRA dengan target harga Rp 1.200.

Baca Juga: OJK: Milenial Sumbang 80% Jumlah Investor di Pasar Modal Indonesia

Sementara itu, Analis BNI Sekuritas Mikhail Johanes Siahaan menilai saham PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP),  PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM), dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) juga masih undervalued. Ini karena nilai pasar yang terefleksi saat ini masih di bawah fundamental value yang diproyeksikan BNI Sekuritas.

Dia juga menilai saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) yang tidak masuk IDX Value30 undervalued. “Keempatnya memiliki pondasi finansial yang kuat dan posisi yang kuat di sektornya. Oleh karenanya saya jelas rekomendasi buy untuk mereka,” kata Mikhail, Senin (21/2).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×