Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menembus rekor all time high pada perdagangan Senin (21/2). Sempat bertengger di level 6.927,90, IHSG ditutup pada 6.902,96 atau menguat 10,14 poin (0,15%) hingga penutupan perdagangan hari ini di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama memandang bahwa saat ini pelaku pasar dalam negeri optimistis terkait pemulihan ekonomi dalam negeri yang dapat sesuai dengan ekspektasi. Hal ini cukup terlihat dengan aksi beli investor asing serta pegerakan IHSG dalam satu pekan terakhir yang bertolak belakang dengan pergerakan pasar saham Asia maupun global.
"Pada esok hari pelaku pasar akan mencermati rilis data pertumbuhan kredit dimana hal tersebut dapat menjadi indikasi awal dari progres pemulihan bagi permintaan industri," kata Okie kepada Kontan.co.id, Senin (21/2).
Baca Juga: IHSG Rekor di 6.902 Pada Senin (21/2), Asing Masih Mencatat Net Buy
Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya menambahkan bahwa sejumlah rilis data makro ekonomi Indonesia yang menunjukkan berlanjutnya tren pemulihan ekonomi membawa sentimen positif. Sementara IHSG yang menembus all time high turut ditopang oleh kenaikan saham big banks seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Meski berhasil memecah rekor baru, namun ada sejumlah hal yang patut dicermati pelaku pasar untuk perdagangan Selasa (22/2) besok. Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan memberikan catatan, sebelum berakhir di level yang relatif flat, IHSG sempat menguji resistance 6.930 pada awal perdagangan hari ini.
Bersamaan dengan pergerakan tersebut, terbentuk pola inverted dragonfly doji sebagai sinyal koreksi. Faktor teknikal dengan indikasi overbought pada stochastic RSI dinilai lebih dominan mempengaruhi pergerakan IHSG besok.
"Oleh sebab itu, jangan terlalu agresif melakukan akumulasi beli. IHSG diperkirakan koreksi ke pivot 6.850-6.875 di Selasa (22/2)," jelas Valdy.
Baca Juga: OJK: Milenial Sumbang 80% Jumlah Investor di Pasar Modal Indonesia
Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki melihat pasar saham digerakkan oleh aksi ambil untung (profit taking), lantaran secara teknikal IHSG belum mampu menembus garis upper bollinger band dan beberapa indikator sudah jenuh beli (overbought).
Yaki pun memperkirakan IHSG besok bergerak dalam rentang yang tidak begitu berbeda pada area 6.830-6.985. "Jika melihat global kondisi geopolitik antara Rusia dan Ukraina juga menjadi fokus pelaku pasar selain kebijakan suku bunga The Fed dan volatilitas harga komoditas," kata Yaki.
Cheryl juga melihat untuk perdagangan besok ada potensi profit taking ke arah 6.870-an. Meski begitu, saham-saham di sektor barang baku dan finansial masih bisa berlanjut naik.
Baca Juga: Masih Ditekan Sentimen Eksternal, Rupiah Bisa Melemah Lagi pada Selasa (22/2)
Okie pun memandang aksi profit taking menjadi kekhawatiran bagi pelaku pasar dalam jangka waktu pendek. Dia memproyeksikan IHSG besok dapat bergerak pada rentang 6.859-6.927. Pelaku pasar dapat mencermati saham MNCN dengan target harga Rp 990 dan RALS pada target harga Rp 700.
Sedangkan menurut Valdy, pelaku pasar dapat mencermati peluang rebound pada saham BJTM, CPIN, MARK, dan BDMN, serta peluang buy on support pada saham TLKM. Kemudian ada potensi penguatan lanjutan pada saham BBRI dan BBTN.
Valdy memperkirakan IHSG besok bergerak pada level resistance 6.930 dan support 6.850 dengan pivot di 6.875.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News