Reporter: Kenia Intan | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) di kuartal I-2021 kurang menggembirakan. Perusahaan ritel ini masih menanggung rugi bersih sebesar Rp 95,35 miliar. Jumlah ini naik dibandingkan periode yang sama tahun 2020 yang tercatat rugi Rp 93,95 miliar.
Kendati kerugian yang ditanggung lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Christine Natasya mencermati, rugi bersih LPPF tersebut turun 63,8% dibanding kuartal IV-2020.
Di sisi lain, pendapatan LPPF di periode Januari-Maret 2021 tercatat Rp 1,1 triliun. Jumlah tersebut turun 23,1% secara kuartalan atau quartal on quartal (qoq).
Secara tahunan pun, pendapatan LPPF di kuartal pertama melorot 25% yoy. Namun, capaian LPPF ini masih selaras dengan estimasi Mirae Asset Sekuritas dan konsensus, masing-masing mencerminkan 19% dan 17% dari proyeksi.
"Kami pikir di kuartal I 2021, pendapatan LPPF lebih rendah dari kuartal IV-2020 karena faktor musiman dan PPKM," jelas dia dalam riset yang diterima Kontan.co.id, Senin (26/4).
Lebih lanjut dijelaskan, same store sales growth (SSSG) LPPF tercatat kontraksi 36,4% yoy. Capaian itu lebih lesu dibandingkan kuartal I-2020 yang tercatat -18,2%.
Walaupun unit per transaksi mengalami kenaikan hingga 12,2% yoy, hal itu tidak bisa mengimbangi penjualan LPPF. Sebab, transaksi yang dialami LPPF turun 45,6%. Sementara total unit terjual juga melorot 38,9% yoy.
Salah satu faktor yang menyeret adalah penerapan kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat. Wilayah Jakarta pun tertekan paling dalam, berbeda dengan Sumatra. Sementara, produk kosmetik turun paling dalam di tengah pandemi Covid-19.
Baca Juga: Tanggapan Matahari Department Store (LPPF) soal kabar ada investor mau masuk
Melihat kondisi ini, Mirae Asset Sekuritas Indonesia merekomendasikan jual terhadap saham LPPF. Namun, Mirae Asset Sekuritas Indonesia memberikan target harga yang lebih tinggi, yakni Rp 1.300 per saham
Saran ini telah mempertimbangkan rencana anggota indeks Kompas100 ini, yang berniat menutup 13 gerai dari 23 gerai yang masih dalam pantauan.
Di sisi lain, fokus LPPF untuk restrukturisasi toko offline yang masih berlanjut tahun ini diperkirakan belum memberikan dampak signifikan ke pendapatan.
Asal tahu saja, sepanjang tahun 2021, Mirae Aseet memprediksi pendapatan LPPF bisa mencapai Rp 5,99 triliun. Di samping itu, laba bersih LFFP ditargetkan sebesar Rp 154,5 miliar.
Lebih optimistis, Analis Ciptadana Sekuritas Robert Sebastian memproyeksikan top line LPPF bisa mencapai Rp 6,3 triliun dengan bottom line Rp 162 miliar sepanjang tahun ini.
Proyeksi itu mempertimbangkan kinerja di kuartal I yang lebih baik dibandingkan kuartal terakhir tahun lalu. Khususnya dari sisi rugi bersih yang lebih mini karena efisiensi beban operasi.
"Ke depan akan membaik karena vaksinasi yang membuat lebih banyak orang datang ke pusat perbelanjaan," ujar Robert kepada Kontan.co.id, Senin (26/4).
Ia pun merekomendasikan hold LPPF dengan target harga Rp 1.580 per saham.
Selanjutnya: IHSG lanjut turun, saham-saham ini banyak diobral asing pada Senin (26/4)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News