Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk negara denominasi dollar Amerika Serikat (AS) diramal bakal memberikan imbal hasil menarik.
Analis Millenium Danatama Asset Management Desmon Silitonga memperkirakan, instrumen tersebut akan memberikan imbal hasil dikisaran 5% sampai 5,5% per tahun.
"Dengan asumsi tenor sama seperti tahun lalu, yakni 5,5 tahun, maka imbal hasil 5% hingga 5,5% sudah cukup menarik," ujar Desmon, Jakarta, Rabu (27/5).
Prediksi tersebut lebih rendah ketimbang imbal hasil penerbitan sukuk global tahun lalu yang ditetapkan sebesar 6,12%.
Menurut Desmon, membaiknya kondisi makroekonomi seiring pelaksanaan hajatan lima tahun sekali pemilihan umum (Pemilu) memicu penetapan imbal hasil yang lebih rendah. Sebab, faktor ketidakpastian pasar lebih berkurang dibandingkan tahun lalu.
"Pricing imbal hasil akan lebih dipengaruhi oleh kondisi eksternal, yaitu berakhirnya stimulus moneter AS," ujar Desmon. Kondisi itu berbeda ketimbang tahun lalu, dimana pasar obligasi tengah berfluktuasi.
Saat itu, penerbitan sukuk global berdekatan dengan isu pengurangan stimulus atau tapering off oleh bank sentral AS, The Fed. Selain itu, laju inflasi serta suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI rate mengalami kenaikan sehingga risiko investasi juga naik.
Tahun ini pemerintah berencana menerbitkan sukuk global senilai US$ 1 miliar pada semester II nanti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News