Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri
NEW YORK. Sepekan terakhir, harga emas mendapatkan tekanan. Namun, pekan depan, analis yang disurvei Bloomberg memperkirakan, harga emas berpeluang untuk naik.
Salah satu pemicunya adalah, status shutdown terhadap pemerintah Amerika Serikat (AS) yang kesulitan pendanaan karena tidak mendapatkan persetujuan Kongres. Maka itu, 18 analis berkesimpulan, harga emas bakal naik karena akan menjadi alat safe haven .
"Harus berpikir bahwa, shutdown terhadap pemerintahan adalah negatif untuk dolar dan positif bagi emas," kata Ross Norman , chief executive officer (CEO) Sharps Pixley Ltd kepada Bloomberg.
Ia menjelaskan, saat ini AS sedang berusaha bangkit dari keterpurukan. Namun, gara-gara shutdown tersebut, AS berisiko masuk arena krisis global.
Di London, harga emas berada di posisi US$ 1,313.52 per ounce atau turun 22% dari awal tahun. Harga emas ini turun 32% jika dibandingkan harga tertinggi yang sempat tercipta senilai US$ 1.921,15 per ounce pada September 2011.
Kemarin (3/10), Presiden AS Barack Obama gagal mencari solusi shutdown dengan pemimpin Kongres. Data yang dikumpulkan Bloomberg menyebutkan, jika status shutdown berlangsung selama sepekan, maka 0,1% pertumbuhan ekonomi AS akan terpangkas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News