Reporter: Oginawa R Prayogo | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Bursa Berjangka Jakarta atau Jakarta Future Exchange (JFX) meluncurkan tiga produk baru. Ketiga produk tersebut adalah kontrak berjangka kopi, kontrak berkala emas batangan dan pasar fisik karet.
Sherman Rana Krishna, Direktur Utama JFX menjelaskan varian kontrak berjangka kopi yang diluncurkan adalah kopi arabika dan kopi robusta. Untuk kopi arabika satuan kontraknya 2 ton (2.000 kilogram) dengan kualitas SNI Grade 1 yang sesuai standar Badan Standarisasi Nasional (BSN).
Nilai per point kontraknya Rp 50 per kg dengan bulan kontrak pada Maret, Mei, Juli, September dan Desember. Lokasi gudang yang telah disetujui otoritas yakni Medan, Makassar, Jakarta, dan Surabaya.
Sementara untuk kopi robusta satuan kontraknya 5 ton dengan kualitas SNI Grade IV-B sesuai standar BSN. Nilai per poin kontrak sebesar Rp 10 per kg dengan bulan kontrak pada Januari, Maret, Mei, Juli, September, dan November. Lokasi gudangnya berada di Palembang, Lampung, Jakarta, dan Surabaya.
Sherman menjelaskan untuk kontrak berkala emas merupakan inovasi dari kontrak emas yang sudah ada sebelumnya. "Yang tadinya minimal kontrak emas dalam satuan 100 gram, sekarang menjadi 5 gram," ujarnya saat peluncuran ketiga produk tersebut di kantornya, Jumat (20/12).
Dia bilang kontrak berkala emas ini lebih memberikan pilihan kepada nasabah untuk melakukan serah fisik emas sesuai kebutuhan. Adapun lokasi serah terima fisik emas bekerja sama dengan Pegadaian yang bisa dilakukan di kantor Pegadaian di Medan, Pekanbaru, Palembang, Balikpapan, Manado, Makassar, Denpasar, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya.
"Selain serah terima fisik, investor juga dapat memilih dilakukan gulir otomatis ke bulan berikutnya," ujar Sherman.
Sherman menjelaskan untuk pasar fisik komoditas karet yang diluncurkan memiliki satuan kontrak 5 ton dengan perubahan harga minimum Rp 10 per kg. Jenis penyerahan pasar fisik karet adalah Loco gudang penjual atau Franco Gudang pembeli. Mutu karet menggunakan Bokar dengan kadar karet kering minimal 50%.
"Karet fisik bokar ini berasal dari petani karet tradisional yang banyak di daerah. Sedangkan pembelinya langsung pabrik karet," ucap Sherman. Dia bilang akan terjadi efisiensi dalam perdagangan komoditas karet dengan ditransaksikannya Bokar di JFX.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News