Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pelemahan rupiah terhadap dollar AS membuat beberapa emiten, salah satunya PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) menaikkan harga jual produknya. Hal ini diakukan untuk mengkompensasi paparan pelemahan rupiah terhadap beban pokok pendapatan MAIN.
Belum lama ini, MAIN sempat menaikan harga jual produknya sekitar 10%. Bahkan ke depan, tidak menutup kemungkinan kenaikan harga bakal kembali diberlakukan. "Kami cermati pergerakan makro ke depan seperti apa," imbuh Rudy Hartono, Sekertaris Perusahaan MAIN.
Pertimbangannya, pelemahan rupiah sudah lebih manageable, namun potensi pergolakannya masih besar terjadi. Lalu, pertimbangan berikutnya adalah soal komoditas jagung dan kedelai yang merupakan bahan baku yang dibutuhkan emiten poultry ini.
Untuk jagung, manajemen lebih memilih menggunakan jagung dalam negeri. Produk dalam negeri kualitasnya lebih baik dibanding impor, sehingga harganya lebih mahal. Harga jagung lokal harganya bisa mencapai Rp 3.500 per kg, sementara jagung impor hanya sekitar Rp 1.700 per kg.
Kedua, bahan baku kedelai. Untuk yang satu ini juga menjadi pertimbangan utama perusahaan untuk memutuskan apakah kebijakan kenaikan harga bakal kembali diberlakukan atau tidak. "Karena ketersediaan kedelai dengan kualitas yang kami inginkan belum ada, sehingga kami masih banyak harus mengimpor," pungkas Rudy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News