kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini penyebab yield SUN masih berpeluang melanjutkan tren penurunan


Minggu, 03 Maret 2019 / 17:01 WIB
Ini penyebab yield SUN masih berpeluang melanjutkan tren penurunan


Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Yield Surat Utang Negara (SUN) masih berpeluang melanjutkan tren penurunannya dalam beberapa waktu ke depan. Hal ini mengingat pasar obligasi domestik masih cukup kondusif dan belum ada sentimen negatif yang benar-benar menekan pasar.

Ekonom PT Pemeringkat Efek Indonesia Fikri C. Permana mengatakan, peluang berlanjutnya penurunan yield SUN masih cukup terbuka dalam beberapa waktu ke depan selama tidak ada peningkatan risiko perang dagang dan kebijakan moneter Federal Reserve.

Sebenarnya, ada risiko tambahan yang tengah dihadapi pasar obligasi beberapa hari terakhir, yakni gagalnya kesepakatan denuklirisasi antara AS dan Korea Utara. Padahal, baik Donald Trump maupun Kim Jong Un selaku pemimpin Korut telah melakukan pembicaraan intensif di Vietnam sepanjang pekan lalu.

“Sentimen geopolitik AS-Korut tetap akan berpengaruh terhadap arah yield SUN, tapi dampaknya tidak sebesar masalah kelanjutan perundingan dagang AS-China,” ungkap Fikri, Jumat (1/3).

Dari dalam negeri, kondisi neraca dagang yang masih defisit untuk saat ini belum terlalu berpengaruh terhadap arah yield SUN. Sebab, di saat yang sama arus modal asing yang masuk ke pasar obligasi dalam negeri masih tergolong besar. Kurs rupiah pun masih dalam tren yang stabil.

Dengan pertimbangan bahwa The Fed tidak menaikkan suku bunga acuan sepanjang semester I tahun ini, maka yield SUN tenor 10 tahun diperkirakan Fikri akan terus bergerak di bawah 8%. “Bahkan tidak tertutup kemungkinan yield SUN 10 tahun bergerak antara level 7,5%-7,8% hingga akhir Juli,” tutur dia.

Setali tiga uang, Senior VP & Head of Investment Recapital Asset Management Rio Ariansyah memproyeksikan, yield SUN tenor 10 tahun masih akan berada di bawah level 8% secara jangka pendek.

Namun, pasar obligasi tetap berpotensi mengalami volatilitas kendati yield SUN ujung-ujungnya bergerak dengan rentang yang terbatas. Volatilitas ini terjadi seiring makin dekatnya agenda pemilihan presiden. “Yield SUN 10 tahun kemungkinan masih di kisaran 7,8% meskipun pasar masih berpeluang volatil,” ujarnya, akhir pekan lalu.

Sebagai catatan, berdasarkan data Bloomberg pada Jumat (1/3), yield SUN tenor 10 tahun seri FR0078 berada di level 7,81% atau naik 2 bps.

Akan tetapi, yield SUN tenor 10 tahun tetap mengalami tren penurunan setidaknya dalam dua pekan terakhir. Terbukti, pada 15 Februari lalu yield SUN tenor 10 tahun masih bertengger di level 8,01% atau selisih 20 bps dari posisi di akhir pekan kemarin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×