Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Cipta Wahyana
JAKARTA. Belum pulihnya harga komoditas batubara di pasar global membuat kinerja keuangan emiten saham di sektor batubara tertekan. PT Tabang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) misalnya. Meski volume penjualan meningkat, tapi nilai penjualan perusahaan ini justru turun.
Semester I tahun ini, PTBA mencatatkan kenaikan volume penjualan batubara sebesar 20% menjadi 8,81 juta ton dari 7,36 juta ton pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sebesar 53% atau setara 4,67 juta ton batubara dijual ke pasar luar negeri, sementara sisanya, sebesar 43% atau setara 4,14 juta ton, dijual secara domestik. "Tapi, kita, kan, tahu harga jual batubara dunia belum membaik," papar Milawarma, Direktur Utama PTBA, saat kegiatan public expose laporan keuangan tengah tahunan, Jumat (26/7).
Di pasar domestik, harga penjualan batubara PTBA turun sebesar 18% menjadi Rp 611.000 per ton. Harga jual ekspor juga merosot 18,7% menjadi US$ 76 per ton.
Alhasil, PTBA membukukan pendapatan Rp 5,43 triliun, turun 6% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp5,79 triliun. Sementara, laba bersih PTBA juga turun sebesar 79% menjadi Rp 870 miliar dari sebelumnya Rp 1,56 triliun.
Milawarma menambahkan, penurunan kinerja perusahaannya juga disebabkan oleh kurangnya penetrasi pasar batubara kelas medium ( dengan kandungan kaloriĀ 4.500 cal/kg). "Basis penjualan ke PT Indonesia Power yang tadinya CIF (cost insurance freight) ke FOB (free on board) juga memiliki pengaruh," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News