kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.951.000   -8.000   -0,41%
  • USD/IDR 16.304   -11,00   -0,07%
  • IDX 7.533   43,20   0,58%
  • KOMPAS100 1.070   7,34   0,69%
  • LQ45 793   -2,68   -0,34%
  • ISSI 254   0,66   0,26%
  • IDX30 409   -1,29   -0,31%
  • IDXHIDIV20 467   -2,82   -0,60%
  • IDX80 120   -0,30   -0,25%
  • IDXV30 124   0,09   0,07%
  • IDXQ30 131   -0,56   -0,43%

Ini Penyebab Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap Loyo


Senin, 07 Maret 2022 / 22:12 WIB
Ini Penyebab Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap Loyo
ILUSTRASI. Reksadana pendapatan tetap.


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana kenaikan suku bunga Federal Reserve atawa Fed Funds Rate (FRR) dan konflik perang Rusia-Ukraina memberi sentimen negatif ke pasar obligasi. Akibatnya, kinerja reksadana pendapatan tetap paling rendah diantara reksadana jenis lain di pekan lalu.

Berdasarkan data Infovesta Utama, hingga 25 Februari, rata-rata kinerja reksadana pendapatan tetap naik 0,37% secara year to date (ytd). Pertumbuhan tersebut jadi yang paling kecil. Kinerja reksadana pasar uang saja tumbuh 0,44% ytd. Kinerja reksadana campuran naik 0,97% ytd dan kinerja reksadana saham naik 0,87% ytd.

Director & Chief Investment Officer Fixed Income Manulife Aset Manajemen Ezra Nazula mengatakan pertumbuhan kinerja reksadana pendapatan tetap paling rendah karena tertekan oleh rencana kenaikan FFR. Selain itu, pasar obligasi juga mendapat sentimen negatif dari konflik perang Rusia-Ukraina.

Fixed Income Portfolio Manager Sucorinvest Asset Management Gama Yuki mengatakan rencana The Fed menaikkan suku bunga di bulan ini membuat investor cenderung keluar dari obligasi dan memilih instrumen investasi dengan lebih berisiko.

Ke depan Gama melihat koreksi yang terjadi di pasar obligasi tidak akan berlangsung terus menerus. Kinerja pasar obligasi berpotensi mulai stabil setelah The Fed melakukan kenaikan suku bunga.

Baca Juga: Reksadana Campuran Jadi yang Berkinerja Paling Solid Sepekan Lalu

Selain itu, tiga faktor yang cukup membantu pasar obligasi domestik tetap terjaga kinerjanya adalah, pertama, secara fundamental data ekonomi Indonesia baik dengan cadangan devisa yang masih cukup banyak. Kedua, likuiditas di pasar dalam negeri masih mampu untuk membantu kenaikan kinerja.

Ketiga, rupiah masih stabil di tengah kenaikan indeks dolar AS. Sampai dengan akhir tahun, Gama melihat volatilitas masih akan ada di pasar obligasi. Sementara, target yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun berada di rentang 6,2%-6,5% di akhir tahun ini.

Kompak, Ezra memproyeksikan perlambatan pertumbuhan kinerja reksadana pendapatan tetap hanya akan terjadi untuk sementara. Sebaliknya, setelah konflik geopolitik mereda.

Selain itu, dengan The Fed menaikkan suku bunga, Ezra berharap pasar keuangan akan lebih bergairah mengingat kondisi makro fundamental Indonesia masih stabil. Pasar obligasi dalam negeri juga masih menarik karena real yield Indonesia jadi salah satu yang tertinggi.

Di tengah situasi ini, Ezra mengatakan tetap aktif dalam mengelola aset di reksadana pendapatan tetap. "Pada saat volatilitas tinggi kami menurunkan risiko di portofolio-an sebaliknya, saat pasar sudah stabil," kata Ezra, Senin (7/3).

Baca Juga: Sucorinvest Asset Management Tambah Porsi Portofolio Aset di Sektor Komoditas

Sedangkan, untuk meningkatkan kinerja reksadana pendapatan tetap, Ezra menambah alokasi portofolio dari obligasi korporasi yang berkualitas tinggi serta dari sektor yang lebih terjaga dari gejolak volatilitas global.

Sementara, Sucor memiliki strategi yang cukup defensif dalam mengelola aset di reksadana pendapatan tetap. Harapannya, jika terjadi koreksi yang cukup dalam di pasar obligasi maka kinerja reksadana tidak akan terlalu terdampak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×