Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas sedang melambung di tengah perang Rusia melawan Ukraina. PT Sucorinvest Asset Management pun menambah porsi alokasi saham ke sektor komoditas untuk mendongkrak kinerja reksadana saham.
Investment Specialist Sucorinvest Asset Management Toufan Yamin mengatakan di akhir tahun 2021, Sucorinvest AM sudah fokus menaruh aset di sektor komoditas. Saat itu porsinya mencapai 30% dari total portofolio. Namun, saat ini porsi aset di sektor komoditas naik hingga 32%. Sebagai perbandingan porsi aset di sektor keuangan sekuitar 20%-25%.
Saham batubara menjadi pilihan utama Sucorinvest AM karena harga komoditas tersebut naik paling tinggi diantara harga komoditas lain. Secara year to date harga batubara naik lebih dari 100%. "Masih ada potensi kenaikan harga di saham batubara bila harga batuabara tetap stabil di US$ 200 per metrik ton," kata Toufan.
Baca Juga: Mengintip Rekomendasi Saham Emiten Penghuni Indeks Kompas100, Saham Apa yang Menarik?
Selain itu, seiring dengan konflik Rusia dan Ukraina yang masih memanas, Toufan juga menilai, harga minyak dan crude palm oil (CPO) berpotensi akan terus di level tertinggi di sepanjang tahun ini. "Sebelum ada sentimen geopolitik kenaikan harga komoditas berpotensi menurun di akhir tahun ini. Namun, dengan adanya sentimen geopolitik, saham sektor komoditas tetap tinggi harganya sampai akhir tahun ini," kata Toufan.
Ke depan, bila ekonomi Indonesia semakin pulih, sektor perbankan dan properti juga akan mendulang kenaikan kinerja.
Toufan memproyeksikan, level IHSG di akhir tahun berkisar di 7.200-7.300 di akhir 2022. Sementara kinerja reksadana saham secara rata-rata di Sucorinvest diproyeksikan tumbuh 15% hingga akhir tahun ini.
Baca Juga: Aliran Dana Asing Menyerbu Pasar Saham Indonesia, Begini Proyeksinya ke Depan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News