kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Ini penyebab kinerja MAGP babak belur


Jumat, 05 Desember 2014 / 18:03 WIB
Ini penyebab kinerja MAGP babak belur
ILUSTRASI. Sebelum Tukar Valas, Kurs Dollar-Rupiah di Bank Mandiri Hari Ini Selasa (20/6)./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/02/03/2023.


Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Tedy Gumilar

JAKARTA. Kinerja emiten perkebunan PT Multi Agro Gemilang Plantation Tbk (MAGP) hingga kuartal III-2014 babak belur. Beban pokok penjualan melambung tinggi, saldo laba dan modal kerja tercatat negatif. 

Perseroan pun mendapat surat cinta dari otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menjelaskan permasalahan yang mereka dihadapi. Mengutip laporan keuangan MAGP per akhir September 2014, perseroan membukukan rugi tahun berjalan senilai Rp 28,24 miliar. 
 
Penyebab utamanya adalah tingginya beban pokok penjualan, bahkan melebihi penjualan bersih perseroan. Penjualan bersih tercatat sebesar Rp 100,18 miliar. Sedangkan, beban pokok penjualan nilainya mencapai Rp 116,34 miliar. Rugi kotor yang sebesar Rp 16,15 miliar diperparah oleh beban lain, salah satunya beban keuangan yang mencapai Rp 11,36 miliar. 
 
Saldo laba perseroan pun diketahui negatif yang nilainya sebesar Rp 23,6 miliar. Begitu pula modal kerja yang minus Rp 133,3 miliar. Ini artinya, perseroan kesulitan memenuhi kebutuhan modal kerja untuk menjalankan kegiatan operasional.
 
Suhendra Wahid, Sekretaris Perusahaan MAGP menjelaskan, pihaknya belum mampu meningkatkan pemenuhan tandan buah segar (TBS) dari kebun sendiri. Jika melihat dari komponen beban pokok penjualan yang telah direvisi, beban akibat pembelian TBS dari pihak ke tiga adalah pengeluaran terbesar. Jumlahnya mencapai Rp 97,08 miliar. Ditambah komponen lain pada penjualan minyak sawit mentah dan inti sawit, maka total beban pokok penjualan perseroan melonjak menjadi Rp 116,34 miliar.
 
Selanjutnya, modal kerja perseroan juga tercatat minus. Perseroan berkomitmen untuk mengatasi hal ini dengan restrukturisasi utang. "(meminta) kelonggaran jangka waktu pembayaran dari kreditur serta mengupayakan pinjaman modal kerja," ujar Suhendra dalam pernyataan resminya, Jumat (5/12).
 
Tidak heran, jika MAGP tidak melakukan penanaman sepanjang sembilan bulan di tahun 2014. Sehingga, tidak ada penambahan tanaman yang belum menghasilkan maupun tanaman yang menghasilkan. Manajemen MAGP beralasan, hal ini lantaran perseroan masih melakukan konsolidasi. 
 
Tak cuma itu, MAGP juga belum menjelaskan rencana penanaman di tahun 2015."Rencana penanaman akan segera disampaikan setelah penyusunan selesai," pungkasnya. 
Adapun, terkait saldo laba yang negatif, pihaknya akan mengoptimalkan produksi TBS yang saat ini masih rendah. MAGP juga akan mengoptimalkan PKS agar dapat bekerja dua shift. Dengan demikian, kinerja keuangan perseroan diharapkan membaik.
 
Sebagai tambahan informasi, BEI telah menyetop perdagangan saham dan waran MAGP karena PKS perseroan berhenti beroperasi. Pasalnya, genset pada PKS mengalami kerusakan akibat terendam banjir.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×