kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini penyebab kinerja divisi otomotif ASII melempem


Selasa, 29 April 2014 / 17:31 WIB
Ini penyebab kinerja divisi otomotif ASII melempem
ILUSTRASI. Resep Ayam Bakar Saus Padang yang harum, empuk, dan nikmat di lidah. (Ariyani Tedjo/Shutterstock)


Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Ketatnya kompetisi di pasar otomotif membuat sejumlah agen tunggal pemegang merek (ATPM) mengeluarkan jurus diskon untuk menarik minat beli konsumen. Tak pelak, perang diskon pun tidak dapat dihindari.

Prijono Sugiarto, Presiden Direktur ASII mengatakan, rata-rata ATPM melakukan peningkatan kapasitas produksi. Di saat yang sama daya serap pasar masih di bawah kapasitas. Sehingga jumlah suplai melebihi permintaan. "Kondisi ini diperkirakan akan terus terjadi sampai akhir tahun," kata Prijono, Selasa (29/4).

Tidak heran jika laba bersih divisi otomotif ASII di kuartal I-2014 merosot 5% menjadi Rp 2 triliun. Adapun, total laba bersih ASII nilainya sekitar Rp 4,7 triliun. Dengan demikian, kontribusinya sekitar 42,55%.

Kendati laba merosot, segmen otomotif masih menjadi andalan Grup Astra untuk meraup cuan. Menurut Prijono, pihaknya masih bisa mengandalkan sektor-sektor bisnis lainnya seperti jasa keuangan, alat berat dan pertambangan, serta divisi agribisnis.

"(Kinerja) divisi jasa keuangan di kuartal satu 2014 sebenarnya tidak turun," tutur Prijono.

Namun, berhubung anak perusahaan perseroan di bidang asuransi, PT Asuransi Astra Buana (AAB) melakukan pencairan investasi membuat kinerjanya keok. Pertumbuhan premi kotor yang kuat tertekan oleh penurunan kontribusi dari pendapatan investasi.

Hal ini kemudian berbuntut pada kinerja divisi keuangan secara keseluruhan. Per akhir Maret 2014, laba bisnis di sektor keuangan merosot 5% menjadi Rp 981 miliar. Adapun, laba dari bisnis pembiayaan dan bank mengalami kenaikan masing-masing sebsar 11% dan 3%.

Dari sektor alat berat dan pertambangan serta agribisnis sudah mulai pulih. Di triwulan pertama 2014, masing-masing divisi itu mengalami pertumbuhan 39% dan 120%.

Laba bersih sektor alat berat dan pertambangan tercatat sebesar Rp 959 miliar. Sedangkan, laba bersih agribisnis sebesar Rp 625 miliar. Kenaikan tersebut disebabkan harga komoditas yang mulai merangkak naik di tiga bulan pertama 2014.

Dengan demikian, menrut Prijono, sektor bisnis Astra lainnya bisa menjadi katalis atas merosotnya bisnis otomotif perseroan. Sayang, Prijono enggan memberikan prediksinya terkait kontribusi sektor otomotif tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×