Reporter: Dimas Andi | Editor: Agung Jatmiko
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah sentimen eksternal ditambah tren pelemahan rupiah menggerus harga Surat Utang Negara (SUN) sepanjang tahun ini. Mengutip Bloomberg, harga SUN seri acuan 10 tahun telah terkoreksi 7,70% secara year to date (ytd) hingga Kamis (9/8).
Posisi SUN Indonesia sebenarnya bukan yang terburuk. Masih ada sejumlah negara emerging market lain yang mengalami koreksi harga obligasi pemerintah di tenor yang sama. Sebagai contoh, obligasi pemerintah Argentina telah mengalami koreksi harga hingga 25,74% (ytd).
Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management Indonesia, Anil Kumar berpendapat, sumber koreksi harga SUN berasal dari faktor eksternal yang kemudian membuat kondisi pasar obligasi Indonesia terganggu.
Salah satu penyebabnya adalah perang dagang antara AS dan China yang awalnya tidak berpengaruh secara langsung terhadap Indonesia. Namun, kekhawatiran terhadap sentimen tersebut membuat investor asing melakukan aksi jual obligasi di negara-negara emerging market, termasuk Indonesia.
“Karena permintaan berkurang, yield SUN jadi naik dan harganya terkoreksi,” ujarnya, Kamis (9/8).
Analis Fixed Income MNC Sekuritas, I Made Adi Saputra menjelaskan, koreksi harga SUN terjadi seiring kenaikan yield US Treasury akibat efek kebijakan suku bunga acuan AS. Imbasnya, yield SUN juga ikut terkerek naik.
Tren pelemahan rupiah akibat berbagai sentimen eksternal dan internal juga berpengaruh besar terhadap penurunan harga SUN sepanjang tahun ini. Jika ditelisik, kurs rupiah spot telah terkoreksi 6,35% (ytd) hingga hari ini. “Biasanya, penurunan harga SUN sejalan dengan pelemahan nilai tukar rupiah,” kata Made, hari ini.
Lebih lanjut, untuk SUN dengan tenor yang lebih panjang, koreksi harga yang terjadi justru lebih parah. Ambil contoh seri FR0075 yang bertenor 20 tahun. Hingga hari ini, harga seri tersebut telah terkoreksi 9,70%.
Made menambahkan, dengan kondisi seperti ini investor asing cenderung akan mengharapkan yield SUN yang tinggi. Hal tersebut dilakukan sebagai kompensasi atas risiko kerugian kurs akibat pelemahan rupiah yang diikuti oleh penurunan harga SUN. “Yield tinggi bisa meng-cover penurunan harga yang terjadi,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News