Reporter: Benedicta Prima | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Selasa (21/4), ditutup di level 4.501,92 atau turun 28,54% sejak awal tahun (ytd).
Di tengah penurunan tersebut saham PT Siantar Top tbk (STTP) justru naik 135,6% ytd dengan nilai kapitalisasi Rp 14 triliun, disusul oleh saham PT Metro Healthcare Indonesia Tbk (CARE) yang naik 195,1% sejak melantai bulan lalu dan PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) yang naik 13,4%.
Nilai kapitalisasi pasar CARE dan DNET masing-masing sebesar Rp 10 triliun dan Rp 49 triliun.
Baca Juga: Saham lapis kedua dan ketiga menghijau saat IHSG jatuh, ini kata analis
Direktur Avere Investama Teguh Hidayat mengatakan, kenaikan tersebut bersifat mekanisme pasar. Di mana jumlah investor yang memegang saham tersebut sangat memengaruhi pergerakan harga.
Di saat saham tidak likuid dengan nilai kapitalisasi kecil maka pemegang saham akan lebih kecil dari saham blue chips. Dus, ketika ada investor dengan volume kecil membeli saham lapis dua dan tiga seperti STTP, CARE dan DNET harga akan naik.
“Kalau misalnya pasar turun kemudian investor melihat hal itu, kalau dia pegang saham tertentu dia jual itu yang membuat saham turun. Tetapi ada juga yang tidak likuid, tidak banyak yang pegang dan karena pasar turun, karena tidak banyak yang pegang ya tidak ada yang jual. Di sisi lain, selalu ada orang yang pegang tunai, ya belanja,” jelas Teguh Hidayat kepada Kontan, Selasa (21/4).
Baca Juga: Ini Bonus yang Direksi dan Komisaris Bank BCA (BBCA) Peroleh atas Kinerja 2019
