Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Tunas Ridean Tbk (TURI) meraih kinerja apik sepanjang Januari-Juni 2022. Dalam laporan keuangan yang dipublikasikan di Harian KONTAN, Kamis (28/7), TURI meraih pendapatan bersih Rp 7,37 triliun.
Nilai ini meningkat 31,37% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 5,61 triliun. Sejalan dengan itu TURI meraih laba bersih sebesar Rp 457,65 miliar pada semester pertama tahun ini atau meningkat 113,72% dari periode yang sama tahun sebelumya Rp 214,13 miliar.
Rico Setiawan, Direktur Utama PT Tunas Ridean Tbk (TURI) mengungkapkan, pada semester pertama tahun ini penjualan unit mobil naik 19% menjadi 20.343 unit dan penjualan motor turun 1%. Adapun Mandiri Tunas Finance menunjukkan kenaikan kredit sebesar 39%.
Baca Juga: Semester I 2022, Tunas Ridean (TURI) Bukukan Kenaikan Laba 113%
Rico menyebut, kinerja yang kuat pada paruh pertama tahun 2022 didorong oleh pemulihan ekonomi dalam negeri dan insentif Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM). Keuntungan di semua segmen meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Meskipun kondisi bisnis telah membaik, kami tetap berhati-hati terhadap prospek tahun 2022 mengingat ketidakpastian yang sedang berlangsung baik dari perkembangan lokal maupun global yang dapat berdampak pada sentimen
konsumen dan rantai pasokan," paparnya dalam keterangan tertulis, Kamis (28/7).
Ke depannya, ia bilang TURI akan terus berupaya untuk lebih kuat di semua segmen usaha, khususnya bisnis otomotif dan pembiayaan konsumen.
Kontribusi Laba bisnis rental naik menjadi Rp 20,6 miliar, terutama disebabkan oleh kenaikan jumlah unit yang terikat kontrak dan keuntungan yang lebih tinggi dari pelepasan/penjualan armada.
Jumlah armada rental naik menjadi 8.244 unit pada periode yang sama. Perusahaan asosiasi yang 49% sahamnya dimiliki Grup, Mandiri Tunas Finance, memberikan kontribusi laba sebesar Rp 138,5 miliar, 179% lebih tinggi terutama sebagai akibat dari pemulihan pendapatan bunga bersih dan pembalikan penyisihan kerugian penurunan nilai.
Selanjutnya, volume kredit baru meningkat 39% menjadi Rp 12,8 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News