kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini komentar analis tentang IHSG pasca Lebaran


Jumat, 02 Agustus 2013 / 19:40 WIB
Ini komentar analis tentang IHSG pasca Lebaran
ILUSTRASI. Salah satu ciri orang manipulatif biasanya adalah seorang yang pintar dalam membuat orang lain merasa bersalah.


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Semua rilis penting yang ditunggu pasar akhirnya sampai ke tangan publik. Mulai dari rilis acuan suku bunga  perbankan alias BI rate, kinerja emiten sampai dengan rilis inflasi Juli kemarin sebesar 3,29%.

Lantas, apa dampak sentimen pasar terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sisa tahun ini? Beberapa analis yang diwawancarai KONTAN, Jumat (2/8) menunjukkan, adanya optimisme IHSG yang diproyeksikan bakal kembali rebound kembali.

Jeff Tan, Kepala Riset Sinarmas Sekuritas, mengatakan, kinerja emiten semester I memang tampil bagus, tetapi kenaikan laba masih di bawah ekspektasi. Tentunya, hal ini bisa mengubah sentimen pasar dalam waktu singkat.

Tapi, perlu diingat, populasi Indonesia sebanyak 240 juta jiwa masih butuh pangan, sandang, papan. Artinya, konsumsi domestik diproyeksikan terus meningkat. "Pada akhirnya, fundamental kita akan lebih unggul dari sentimen sesaat," imbuh Jeff.

Kendati demikian, lanjut Jeff, masih ada dua hal yang perlu diwaspadai, yaitu balance of payment yang berubah negatif karena adanya trade deficit dan capital outflow. Tetapi dengan posisi rupiah yang terkoreksi 3%-4% diharapkan bisa mendorong ekspor dan juga investasi jangka panjang maupun pendek oleh para investor asing.

Atas dasar itulah, Sinarmas Sekuritas masih optimistis dengan target IHSG-nya hingga akhir tahun. "Tidak ada revisi, kami tetap optimistis target IHSG ada level 5.000 sampai akhir tahun," pungkas Jeff.

Pardomuan Sihombing, Direktur Recapital Asset Management, memberikan pandangan senada. Kinerja emiten yang rata-rata tumbuh 16% semester I kemarin menunjukkan bahwa daya beli dan ekonomi masih tumbuh.

Sementara untuk inflasi, angka tersebut sebenarnya sudah merupakan puncak yang ditunggu pasar. "Jadi, pasar sudah mendiskon hal ini," imbuhnya.

Artinya, dengan posisi inflasi yang seperti itu maka ke depannya inflasi mulai mereda. Hal ini bisa dilihat dari akumulasi investor baik di pasar saham maupun obligasi yang sudah melakukan net buy sekitar Rp7 triliun meski masih lewat transaksi crossing. Tapi, paling tidak hal ini menunjukkan pasar masih diminati asing.

Menjelang akhir tahun, ada kemungkinan investor masuk kembali masuk ke bursa lokal dan memburu saham-saham yang murah di semester I. Mereka juga bisa mulai mengantisipasi kinerja emiten yang bisa lebih kencang pada 2014.  Soalnya, subsidi BBM yang dihapuskan pemerintah akan dialihkan ke anggaran infrastruktur.

Lupakan dulu masalah pemilu, karena pemilu justru mempercepat perputaran uang dan meningkatkan daya beli masyarakat. Dari segi politik, masyarakat sudah semakin cerdas. "Terbukti satu saja menteri non aktif dan dua anggota parpol jadi tersangka, bursa tetap bullish," pungkas Pardomuan.

Sementara itu, faktor dari luar negeri, terutama kebijakan The Fed, pemerintah AS sudah memberikan sinyal stimulus masih berlanjut, mengingat data yang dibutuhkan untuk pembatasan quantitative easing belum mendukung. "Tetapi, perlu diingat, itu hanya pengurangan, bukan benar-benar dibatasi," pungkas Pardomuan.

Dengan dasar itulah, Pardomuan memiliki target yang sama dengan Jeff. Keduanya yakin IHSG masih akan bertengger di level 5.000 di akhir tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×