kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Ini kiat Medco mengurangi beban bunga


Rabu, 11 Oktober 2017 / 07:12 WIB
Ini kiat Medco mengurangi beban bunga


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) terus berupaya memangkas utang. Setelah rampung menggelar penerbitan obligasi berkelanjutan II tahap IV tahun 2017 senilai Rp 566,5 miliar, emiten ini bersiap menerbitkan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) demi meraup dana segar US$ 150 juta.

Siendy K. Wisandana, Sekretaris Perusahaan MEDC, mengungkapkan beberapa waktu lalu, seluruh dana hasil pelaksanaan rights issue akan digunakan untuk membayar sebagian ataupun seluruh utang jatuh tempo. Melalui strategi ini, MEDC berharap bisa memperkuat struktur permodalan dan menurunkan utang perusahaan.

Nyoman W. Prabowo, analis BCA Sekuritas, dalam risetnya tanggal 28 September, cukup optimistis penerbitan saham baru MEDC bisa memperkuat struktur modal dan memperbaiki neraca perusahaan. Penerbitan obligasi Rp 566,5 miliar bulan lalu saja berpotensi meningkatkan posisi net gearing menjadi 222,3% dari posisi bulan Maret 2017 yang hanya 179,3%.

Walaupun harga saham MEDC turun sejak pengumuman rencana rights issue tersebut, tetapi Nyoman meyakini prospek pendapatan dan fundamental emiten ini masih solid. Menurut dia, dengan rights issue, kapitalisasi pasar MEDC akan meningkat menjadi sekitar Rp 12,5 triliun sampai Rp 12,9 triliun. Sedangkan jumlah saham yang beredar di kisaran 16 miliar– 16,6 miliar.

Kurniawan Sudjatmiko, analis Ciptadana Sekuritas, melihat, paling tidak dengan langkah pemangkasan utang ini, biaya bunga MEDC akan turun. Dengan demikian, perolehan laba bersih perseroan ini akan semakin bagus.

Mengutip laporan keuangan MEDC periode yang berakhir tanggal 30 Juni 2017, total liabilitas mencapai US$ 2,71 miliar atau naik 0,15% dibanding periode yang sama tahun lalu. Utang jangka pendek bertambah dari US$ 860,58 juta menjadi US$ 1,15 miliar. 

Sedangkan utang jangka panjang turun dari US$ 1,85 miliar menjadi US$ 1,56 miliar. "Kami melihat prospeknya masih bagus di tengah produksinya yang terus meningkat," kata Kurniawan.

Apalagi MEDC baru saja mengambilalih saham anak usaha PT Saratoga Investama Sedaya Tbk, PT Saratoga Power di PT Medco Power Indonesia (MPI). Perusahaan ini  meningkatkan kepemilikan dari sebelumnya 49% menjadi 88,62%. Langkah ini sengaja dilakukan demi mengepakkan sayap di bisnis pembangkit listrik.

Selain berusaha mengurangi utang, MEDC juga tengah fokus pada bisnis pada sektor minyak dan gas, pembangkit listrik serta pertambangan. Dengan menjadi pemegang saham mayoritas PT MPI, ke depan pendapatan dari lini pembangkit listrik akan lebih signifikan.

PT MPI saat ini mengoperasikan pembangkit listrik dengan kapasitas terpasang 520 MW. Bulan Oktober ini, fasilitas Unit 2 Sarulla berkapasitas 110 MW di Sumatra akan dioperasikan. Kemudian di tahun 2018 dilanjutkan pengoperasian Unit 3 dengan kapasitas 110 MW. "Sentimen negatif yang membayangi MEDC kini hanya tinggal potensi penurunan harga minyak saja," imbuh Kurniawan.

Sementara, Arandi Ariantara, analis Samuel Sekuritas, optimistis strategi pengurangan utang dengan obligasi dan rights issue bisa menekan utang perusahaan, karena ekuitasnya bertambah. Menurut dia, perusahaan migas dengan utang yang besar adalah sesuatu yang wajar. "Dia bisa bayar utang dengan cost recovery," ungkap Arandi.

Meski banyak yang mengkhawatirkan fluktuasi harga minyak dunia, Arandi melihat hal tersebut tak akan berpengaruh banyak pada kinerja MEDC. Dengan komposisi pendapatan yang didominasi sektor gas sekitar 60%, ia yakin kinerja perusahaan akan tetap aman. Apalagi harga gas di Indonesia relatif stabil.

Target produksi minyak MEDC tahun 2017 sebesar 90,4 MBOE per hari diyakini bisa tercapai. Peningkatan produksi diperkirakan berlanjut hingga tahun 2018. Di tahun depan, produksi bisa tumbuh sekitar 4%. "Akan ada tambahan dari blok Aceh yang ditargetkan selesai tahun ini," papar Arandi.

Berbekal sentimen positif tersebut, Arandi merekomendasikan buy saham MEDC dengan target harga Rp 1.125 per saham. Kurniawan dan Nyoman juga merekomendasikan buy saham MEDC dengan target harga masing-masing Rp 1.070 dan Rp 1.150 per saham. Kemarin, harga saham MEDC bertengger di Rp 795 per saham, naik 1,27% dari hari sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×