Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
Mengenai realisasi kinerja, Adrian belum membeberkan secara detail. Dia hanya memberikan gambaran, kinerja ABBA hingga semester pertama 2021 masih belum berbeda signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pandemi covid-19 masih menjadi tantangan, khususnya bagi unit cetak Republika Group, TV lokal, serta penyelenggaraan event.
"Untuk kinerja di Semester I, kurang lebih hampir sama. Hanya memang tidak bisa sepenuhnya dibandingkan, karena tahun 2020 ada 3 bulan yang belum pandemi, sedangkan 2021 sudah full pandemi," ungkap Adrian.
Rights Issue
Untuk menunjang strategi pengembangan usaha, ABBA pun akan melakukan Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) alias rights issue. PMHEMTD VI ABBA ini pun telah mendapatkan persetujuan para pemegang saham pada 26 Agustus 2021.
Dalam aksi korporasi ini, ABBA berencana melakukan rights issue dalam jumlah sebanyak-banyaknya 1,2 miliar saham dengan nilai nominal masing-masing saham sebesar Rp 100. Pelaksanaan PMHMETD ini direncanakan tidak lebih dari 12 bulan sejak tanggal persetujuan pemegang saham dari RUPS.
Adrian membeberkan, rights issue ini akan memperkuat struktur permodalan ABBA untuk meningkatkan kinerja serta memperluas investasinya. Alokasi belanja modal (capex) ABBA pun masih menunggu realisasi dana dari rights issue ini.
Baca Juga: NOICE, platform konten audio milik Mahaka Radio (MARI) raih pendanaan pra seri A
"(Jumlah capex) masih menunggu dari HMETD, mudah-mudahan responnya positif. Dari situ kami akan alokasikan kemana saja. Kami juga akan melakukan pengembangan produk baru yang akan kami lihat dari sisi digital dan market anak muda yang sangat berkembang saat ini," ujar Adrian.
Dana yang diperoleh ABBA dari rights issue ini akan digunakan untuk modal kerja anak-anak usahanya. Terutama untuk investasi di bidang digital, pengembangan aplikasi, pembelian hardare serta investasi baru. Fokus utama ABBA ialah untuk mengembangkan bisnis eksisting khususnya yang terkait dengan aplikasi digital.
Namun, ABBA pun tengah menjajaki sejumlah peluang untuk melakukan investasi baru, misalnya pada usaha rintisan (start up). Dengan konten visual yang dimiliki Jak TV, Republika serta event brand activition, tidak menutup kemungkinan ABBA pun akan masuk ke bisnis Video on Demand.
"Tapi mesti lihat dulu, diferensiasi kami apa, dan punya kekuatan nggak untuk menjalankan bisnis ini. Nggak bisa asal punya karena lagi tren. Tapi secara kemungkinan ada, karena kami punya source-nya, itu yang paling penting," pungkas Adrian.
Selanjutnya: Maksimalkan penjualan, Gaya Abadi Sempurna (SLIS) yakin target tahun ini tercapai
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News