kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini Faktor yang Mesti Dicermati Saat Mengoleksi Saham Emiten Konstruksi


Kamis, 27 Januari 2022 / 18:26 WIB
Ini Faktor yang Mesti Dicermati Saat Mengoleksi Saham Emiten Konstruksi
ILUSTRASI. Sektor konstruksi diproyeksi mendapat angin segar dari rencana IKN Baru


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

Dengan ekspektasi pemindahan IKN berjalan sesuai rencana, maka proyek ini akan berperan sangat signifikan untuk meningkatkan demand atau kontrak baru yang akan dikerjakan. Sentimen positif itu akan kencang mengangkat emiten konstruksi BUMN karena pemerintah berpeluang memberikan banyak proyek pembangunan kepada emiten konstruksi plat merah.

Sementara itu, Analis Sinarmas Sekuritas Winson Pangestu berpandangan pemindahan IKN masih memerlukan waktu untuk secara nyata mengangkat emiten sektor konstruksi, yang efeknya tercermin dari harga saham. Angin segar baru akan berhembus jika sudah ada kejelasan proyek-proyek apa saja yang akan dikerjakan.

Winson pun melihat minat pasar terhadap sektor konstruksi masih cenderung lemah. Kondisi ini juga tergambar dari rendahnya penyerapan rights issue porsi publik pada WSKT.

Selain proyek IKN, Winson menilai pelaku pasar juga akan memperhatikan progres divestasi atau asset recycling dari emiten konstruksi seperti WSKT. "Jika lancar, hal itu tentunya akan berbuah baik bagi kinerja mereka untuk tahun ini," sebutnya.

Sedangkan Technical Analyst Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova menyampaikan bahwa secara teknikal, pada umumnya pergerakan saham emiten konstruksi sudah menunjukkan jenuh jual.

Baca Juga: PTPP Menargetkan Kenaikan Kontrak Baru 45% Tahun Ini

"Seiring lemahnya tekanan jual serta mulai terlihat bullish divergence pada beberapa indikator, sehingga ada potensi untuk mulai memasuki fase akumulasi pada saham-saham konstruksi ini," jelas Ivan.

Analis Teknikal MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan bahwa saat ini posisi IDX Infra masih cenderung konsolidasi 50:50 dengan pergerakan di support Rp 916. Selama masih bertahan di atas level tersebut, Herditya menaksir IDX Infra masih berpeluang menguat untuk menguji level Rp 952.

Secara teknikal, Herditya mencermati saham ADHI pada level suport Rp 785 dan resistance Rp 850, dengan target harga di area Rp 930. Selain ADHI, dia juga menjagokan WIKA pada suport Rp 915 dan resisten Rp 1.090 dengan target harga Rp 1.200.

Sementara itu, Winson masih netral untuk sektor konstruksi. Meski begitu, Winson menjagokan PTPP dan WSKT dengan target harga satu tahun masing-masing Rp 1.640 dan Rp 920 per saham.

 

Adapun riset UOB KayHian merekomendasikan beli untuk saham ADHI dengan target harga Rp 1.200, WIKA di Rp 1.800, PTPP di Rp 1.650, dan WSKT dengan target harga Rp 990.

Ivan juga melihat saham PTPP dan WIKA dapat dipertimbangkan oleh investor. Rekomendasi PTPP dengan target harga Rp 1.060 dan Rp 1.150 pada semester I-2022. Juga WIKA dengan target harga Rp 1.170 dan Rp 1.280 dalam rentang periode yang sama.

Sedangkan untuk emiten konstruksi swasta, dia menjagokan PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL), yang masih mampu mencatatkan net profit meski menurun akibat pandemi. Dengan kemungkinan target harga maksimal di level Rp 330, Ivan menyarankan buy on weakness secara bertahap meningkat tren masih menurun.

"Namun saham lain juga bisa dicermati jika ada indikasi pemulihan di sisi keuangannya," tandas Ivan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×