kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Ini faktor yang membuat asing masih melirik obligasi pemerintah


Selasa, 04 Februari 2020 / 20:55 WIB
Ini faktor yang membuat asing masih melirik obligasi pemerintah
ILUSTRASI. Kepemilikan asing di SBN bakal kembali bertambah karena CDS dan yield SUN masih menarik


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek peningkatan dana asing pada surat berharga negara (SBN) dinilai masih cukup cerah. Padahal saat ini, kini kepemilikan asing di SBN sedang berkurang. 

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, Senin (3/2). kepemilikan asing di Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 1.071,38 triliun. Padahal pada 24 Januari lalu, kepemilikan asing di SBN capai rekor di Rp 1.092,02 triliun. 

Para analis menilai, penurunan kepemilikan asing di SBN ini terjadi karena faktor profit taking. Terlebih karena sejak awal tahun, tren kenaikan kepemilikan pada SBN terus terjadi. 

Investor asing pun masih melihat pasar obligasi dalam negeri masih menarik. Ini terlihat pada penawaran lelang surat utang negara (SUN) yang mencapai Rp 96,90 triliun. Ini jadi rekor jumlah penawaran terbanyak. 

Baca Juga: Analis: Berkurangnya kepemilikan asing di SBN hanya sementara

Selain itu, Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus juga menyebut, faktor likuiditas dan posisi credit default swap (CDS) punya pengaruh besar terhadap prospek dana asing di obligasi pemerintah.

“Angka CDS saat ini masih di level rendah. Mengingat CDS merupakan indeks yang mengukur persepsi risiko suatu negara untuk dijadikan tempat berinvestasi,” terang Nico ketika dihubungi Kontan.co.id, Selasa (4/2).

Asal tahu saja, CDS Indonesia tenor 5 tahun ada di level 63,603. Sebenarnya, CDS pernah mencapai rekor terendah pada 16 Januari lalu, saat berada di 59,589.

“Jika semakin kecil angka CDS, maka risikonya juga semakin kecil. Dengan demikian angka ini harus dijaga tetap rendah jika ingin mempertahankan minat asing dan meningkatkan aliran dana yang masuk,” tambah Nico.

Selain itu, Nico melihat kondisi pasar saham yang kurang baik juga menguntungkan pasar obligasi. Karena pada akhirnya banyak yang mengalihkan dana dari saham ke pasar obligasi yang punya risiko lebih kecil serta adanya kupon sebagai insentif tambahan.

Baca Juga: Sudah Mencoba SBR009? Cek juga Alternatifnya

Sementara Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto menilai yield dari obligasi pemerintah merupakan daya tarik utama bagi para investor asing untuk berinvestasi di Indonesia.

Yield Indonesia termasuk ke dalam kelompok yield tertinggi di pasar global. Makannya asing akan interest dengan pasar obligasi Indonesia selama yield masih tinggi,” jelas Ramdhan.

Asal tahu saja, hingga saat ini yield SUN acuan 10 tahun yakni FR0082 berada di level 6,602%. Posisi ini turun dari yield hari sebelumnya yang ada di 6,673%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×