kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Ini Faktor Pendorong Melonjaknya Laba Bersih Barito Pacific (BRPT) Sepanjang 2021


Kamis, 31 Maret 2022 / 12:58 WIB
Ini Faktor Pendorong Melonjaknya Laba Bersih Barito Pacific (BRPT) Sepanjang 2021
ILUSTRASI. Barito Pacific (BRPT) membukukan laba bersih senilai US$ 109,11 juta di 2021, naik 157% dari laba bersih tahun sebelumnya.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Barito Pacific Tbk (BRPT) membukukan kinerja ciamik sepanjang tahun lalu. Emiten milik taipan Prajogo Pangestu ini membukukan laba bersih senilai US$ 109,11 juta, naik 157% dari laba bersih di periode 2020 sebesar US$ 42,37 juta.

Kenaikan laba bersih ini sejalan dengan kenaikan pendapatan. Induk usaha Star Energy ini membukukan pendapatan senilai US$ 3,15 miliar sepanjang tahun lalu, naik 35,17% dari pendapatan di periode tahun 2020 yang hanya US$ 2,33 miliar.

Agus Salim Pangestu, Direktur Utama Barito Pacific dalam siaran pers hari ini mengatakan, hasil keuangan BRPT mencerminkan kinerja bisnis yang solid. Ini ditopang oleh semakin meningkatnya kinerja anak perusahaan petrokimia melalui PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), serta kontribusi yang solid dari bisnis panas bumi BRPT lewat Star Energy.

Baca Juga: Laba Barito Pacific (BRPT) Melesat 157% Jadi US$ 109,11 Juta pada 2021

Asal tahu, TPIA membukukan pendapatan senilai US$ 2,58 miliar pada tahun lalu, atau naik 43% dari realisasi pendapatan tahun 2020 yang hanya US$ 1,80 miliar. Dari sisi bottom line, emiten petrokimia ini membukukan laba bersih senilai US$ 152,12 juta. Realisasi ini naik 196,23% dari laba bersih tahun 2020 yang hanya US$ 51,35 juta. Artinya, laba bersih TPIA melonjak hampir 3 kali lipat.

Kenaikan pendapatan segmen petrokimia, menurut Agus, tidak terlepas dari harga jual rata-rata yang lebih tinggi untuk semua produk. Selama 2021, harga polyethylene naik menjadi US$1.253 per ton dari sebelumnya US$ 902 per ton.

Harga polypropylene naik menjadi US$ 1.446 per ton dari sebelumnya UAS$ 1.023 per ton, dan Styrene Monomer naik dari US$ 780 menjadi US$ 1.192 per ton. Sementara volume penjualan tetap stabil di angka 2.211 ton.

Baca Juga: Barito Pacific (BRPT) Memperkirakan PLTP Salak Binary Rampung di Awal 2023

TPIA juga mencapai beberapa tonggak penting untuk pembangunan kompleks petrokimia kedua, yakni Chandra Asri Perkasa 2 (CAP 2). Termasuk diantaranya menyelesaikan pemilihan investor strategis setelah melalui proses seleksi yang komprehensif dan menyeluruh, serta pelaksanaan rights issue senilai US$ 1,1 miliar untuk memberikan basis ekuitas yang kuat untuk rencana transformasi ekspansi.

Rights issue ini menjadi salah satu yang terbesar yang pernah ada di Bursa Efek Indonesia (BEI). “Kami juga akan terus fokus mengambil langkah selanjutnya sambil melakukan finalisasi rencana pendanaan dan memulai konstruksi kompleks CAP 2 untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan kami dan mendukung perekonomian Indonesia,” terang Agus, Kamis (31/3).

Sementara itu, bisnis panas bumi BRPT melalui Star Energy, terus menghasilkan kinerja yang solid. Pada 2021, Star Energy memberikan kontribusi US$ 537 juta terhadap pendapatan BRPT. Realisasi ini naik 3% dari pendapatan di 2020 sebesar US$ 521 juta.

Baca Juga: Chandra Asri Bermitra dengan Darwinbox untuk Transformasi Digital Fungsi SDM

Kenaikan pendapatan Star Energy terutama karena produksi pembangkit listrik dan uap yang lebih tinggi pada tahun 2021 jika dibandingkan dengan 2020.

Hanya saja, BRPT membukukan kenaikan biaya pokok pendapatan. Kenaikan ini terutama karena biaya bahan baku yang lebih tinggi, terutama Naphtha, yang naik menjadi US$ 659 per ton dari rata-rata US$ 414 per ton pada 2020. Kenaikan ini tidak terlepas dari tingginya harga minyak mentah Brent yang mengalami kenaikan 70% secara tahunan dari US$ 42 per barel pada 2020 menjadi menjadi rata-rata US$ 71 per barel.

Pada 31 Desember 2021, total aset BRPT sebesar US$ 9,24 miliar, lebih tinggi sebesar 20% dibandingkan dengan periode 2020 sebesar US$ 7,69 miliar. Kenaikan ini terutama karena jumlah kas dan setara kas yang lebih tinggi, yang berasal dari hasil rights issue Chandra Asri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×