kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini faktor pendorong kinerja Perdana Gapuraprima (GPRA) bisa naik 10%-15% di 2021


Rabu, 15 September 2021 / 07:55 WIB
Ini faktor pendorong kinerja Perdana Gapuraprima (GPRA) bisa naik 10%-15% di 2021
ILUSTRASI.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perdana Gapuraprima Tbk (GPRA) terus genjot kinerja di tahun ini. Untuk itu, perusahaan properti ini optimistis kinerja di tahun ini bisa tumbuh di kisaran 10%-15% dibandingkan tahun lalu.

Direktur Utama Perdana Gapuraprima Arvin F. Iskandar menyebut, kucuran insentif pajak dari pemerintah serta penawaran produk properti yang diminati masyarakat menjadi faktor pendongkrak kinerja penjualan GPRA pada paruh pertama 2021.

Adapun insentif yang menjadi katalis positif bagi GPRA terutama Pajak Pertambahan Nilai yang Ditanggung Pemerintah (PPN DTP), serta insentif perbankan seperti penurunan suku bunga dan kebijakan kredit properti tanpa uang muka (DP).

"Suka bunga pinjaman KPR KPA cukup menarik. Persetujuannya juga lebih cepat dibandingkan periode sebelumnya. Kami juga membangun produk-produk rumah dengan design yang sesuai kebutuhan prokes, banyak ruang terbuka dengan harga terjangkau," terang Arvin saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (14/9).

Baca Juga: Perdana Gapuraprima (GPRA) bidik pertumbuhan penjualan hingga 10% pada tahun ini

Merujuk pada laporan keuangan perusahaan di Bursa Efek Indonesia, dalam periode enam bulan pertama GPRA membukukan penjualan bersih sebesar Rp 152,25 miliar atau naik 6% dibandingkan raihan periode yang sama tahun lalu, senilai Rp 143,55 miliar.

Dari sisi bottom line, GPRA bisa menumbuhkan laba bersih secara signifikan. Pada semester I-2021, GPRA berhasil mencetak laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 21,18 miliar. Meroket 1.694,9% dibandingkan raihan semester I-2020 yang sebesar Rp 1,18 miliar.

Arvin merinci, pendapatan GPRA dikontribusikan dari segmen perumahan sebanyak 60%, dan sisanya berasal dari segmen apartemen.

Adapun proyek yang menopang penjualan GPRA berasal dari Cluster Savanna dan komplek ruko-office di Bukit Cimanggu City, Bogor. Lalu ada proyek perumahan Metro Cilegon serta apartemen Bellevue Place di MT Haryono, Jakarta.

Pada semester kedua, GPRA pun terus agresif menggarap sejumlah proyek properti. Setidaknya ada tiga proyek yang sedang fokus digarap GPRA di sisa tahun ini, yakni perumahan Gardenville Pamoyanan di Bogor seluas 15 haktare (ha), Cluster Savanna Bukit Cimanggu City 25 ha, dan Metro Cilegon 15 ha.

 

Dengan tren pemulihan ekonomi, ditambah dengan kucuran insentif serta produk properti yang terus dikembangkan, GPRA pun masih optimistis, target kinerja yang dipatok di awal tahun bisa teralisasikan.

"Kami harapkan apabila pandemi Covid-19 bisa diatasi, (kinerja GPRA di 2021) akan mengalami kenaikan 10%-15%," ungkap Arvin.

Guna menopang proyek-proyek yang sedang digarap, GPRA menganggarkan belanja modal (capex) sekitar Rp 300 miliar. Dana capex tersebut bersumber dari perbankan dan cash flow penjualan atau receivable.

"(Sampai Agustus) terpakai 40%. Capex dialokasikan untuk development perumahan dan penyelesaian proyek yang berjalan," pungkas Arvin.

Selanjutnya: Perluas pasar, BTN genjot penyaluran KPR ke segmen menengah atas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×