Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Beberapa emiten lebih memilih penerbitan obligasi sebagai alternatif pendanaan. Selain PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) juga berencana merilis obligasi untuk mendanai ekspansinya.
AMRT akan menerbitkan obligasi sebesar Rp 2 triliun dalam beberapa tahap. Sementara SMRA berencana merilis obligasi Rp 1,4 triliun. Tak ketinggalan, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) juga menerbitkan global bond sebesar US$ 1,3 miliar untuk mendanai belanja modal.
Edwin Sebayang, Kepala Riset MNC Securities mengatakan, obligasi masih menjadi alternatif pendanaan yang menarik buat emiten karena cost of fund-nya lebih murah dibandingkan mencari pinjaman dari perbankan.
Apalagi, jika emiten tersebut diganjar rating tinggi, sehingga, kupon yang ditawarkan bisa lebih rendah. "Selain itu, prosesnya lebih sederhana ketimbang perbankan," ujarnya, Senin (19/5). Dalam beberapa bulan ke depan, Edwin melihat ada potensi kenaikan tren suku bunga. Sehingga, emiten banyak yang mulai emisi obligasi di awal tahun.
Di sisi lain, emiten bisa saja meraup dana dari pasar modal. Namun, saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih volatile seperti ini, rights issue masih lumayan berisiko. Selain harus menyiapkan pembeli siaga, rights issue punya efek dilusi yang tidak disukai investor.
Yang perlu dicermati, tak semua obligasi memiliki prospek menarik. Investor harus mencermati rating dan kondisi fundamental perusahaan. Edwin pun lebih menyukai obligasi yang diterbitkan emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News