Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Timah Tbk (TINS) merilis kinerja keuangan kuartal III. Berdasarkan keterbukaan informasi oleh perusahaan, PT Timah membukukan pertumbuhan pendapatan 3% year on year menjadi Rp 6,80 triliun. Namun, labanya merosot 15% karena kenaikan beban pokok penjualan dan beban keuangan.
Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan, seperti emiten komoditas lainnya, penurunan harga komoditas di kontrak internasional tentunya berpengaruh terhadap perolehan pendapatan. "Belum lagi jika terjadi penurunan permintaan. Ini juga yang dirasakan TINS," paparnya kepada kontan.co.id, Kamis (29/11).
Sesuai catatan KONTAN, harga timah masih tertekan hingga akhir kuartal III. Adanya ketidakberimbangan antara pasokan dan permintaan memicu terkoreksinya harga timah saat ini.
Reza mengungkapkan, TINS juga perlu memperbaiki sistem operasi laut yang berorientasi pada jam jalan, insentif kualitas produksi, serta menerapkan sistem pembayaran imbal jasa yang bersaing dan dibayarkan pada hari yang sama. "Itu juga bisa dilakukan sehingga biaya produksi bisa efisien dan pendapatan bslisa lebih terjamin," imbuhnya.
Dari sisi saham, ia merekomendasikan untuk beli saham TINS dengan target harga hingga akhir tahun 2018 di level Rp 750 per saham.
Pada penutupan pasar hari ini, harga saham TINS naik 0,81% ke level Rp 625 per saham.
Sekretaris Perusahaan TINS Amin Haris Sugiarto menjelaskan, penyebab penurunan laba PT Timah adalanya besarnya Harga Pokok Penjualan (HPP) yang mengikis perolehan pendapatan.
Beban pokok PT Timah pendapatan di kuartal III 2018 ini naik 5% menjadi Rp 5,71 triliun dari Rp 5,46 triliun pada kuartal III tahun lalu.
Selain itu, beban keuangan TINS yang naik 69% menjadi Rp 200,40 miliar dari Rp 118,54 miliar pada kuartal III 2017.
Alhasil laba bersih TINS tergerus 15% dari Rp 300,57 miliar pada kuartal III 2017 menuju Rp 255,54 miliar pada kuartal III 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News