Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia tengah menderita menahan pelemahan rupiah yang mendekati level Rp 15.000 per dollar AS. Untuk menjaga fundamental kesehatan rupiah ke depan, pemerintah mengendalikan impor dan menaikkan tarif PPh impor.
Menurut analis, salah satu perusahaan manufaktur yang masih terhindar dari merananya rupiah dan harus terkena pembatasan impor adalah perusahaan farmasi PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).
Analis Panin Sekuritas William Hartanto melihat, aktivitas impor KLBF tidak terlalu besar sehingga emiten tersebut tidak terdampak bila ada pembatasan impor dari pemerintah.
Meski begitu, Kalbe Farma tetap memiliki cadangan valuta asing. Kas berbentuk dollar AS ini mencapai US$ 3,02 miliar di akhir Juni lalu, masih meningkat 30% ketimbang akhir 2017 lalu.
"Saya pikir dengan melakukan hedging atau tidak pun, tetap tidak akan berdampak bagi KLBF karena impor KLBF tidak terlalu besar. Jadi harusnya dampaknya juga tidak besar," jelas William, Rabu (5/9).
Mengenai laba bersih yang agak turun di semester I 2018, William menyarankan agar KLBF perlu menyasar pasar luar negeri dan melakukan efisiensi biaya agar tidak terganggu pelemahan rupiah.
Dari sisi saham, ia bilang saham KLBF masih cukup menarik.
"Masih prospektif karena justru emiten sektor consumer goods yang paling defensif terhadap pelemahan rupiah," ungkapnya.
Dia merekomendasikan untuk beli saham KLBF dengan target harga hingga tahun depan di level Rp 1.700 per saham.
Kalbe Farma hari ini turun 4,72% menjadi Rp 1.210 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News