Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini diprediksi akan menjadi era penurunan suku bunga global. Sepanjang 2022 dan 2023 merupakan era pengetatan suku bunga sebagai respon bank sentral terhadap fenomena inflasi tinggi.
PT Bahana TCW Investment Management melihat saat ini menjadi maktu yang tepat bagi investor pemula dengan profil risiko investasi konservatif untuk mulai berinvestasi.
Direktur Bahana TCW, Danica Adhitama mengatakan, secara teori, deposito akan mengalami penurunan daya tariknya di saat tren penurunan suku bunga. Hal ini dikarenakan tingkat bunga deposito akan menyesuaikan dengan penurunan tingkat suku bunga.
Di saat bersamaan, instrumen investasi Reksa Dana yang memiliki porsi investasi dalam bentuk obligasi di dalamnya akan menjadi menarik.
Baca Juga: East Ventures Menyambut Sang Han sebagai Partner East Ventures South Korea Fund
Hubungan antara perubahan suku bunga dan harga obligasi memiliki karakteristik yang saling berlawanan. Ketika suku bunga naik maka harga obligasi cenderung turun dan sebaliknya. Konsep ini dikenal sebagai hubungan invers atau hubungan berkebalikan dengan fungsi asalnya antara suku bunga dan harga obligasi.
“Kondisi seperti ini adalah waktu yang cocok bagi investor pemula untuk memulai investasinya. Di 2024, Reksa Dana Pasar Uang dan Reksa Dana Pendapatan Tetap jadi salah satu instrumen investasi yang prospektif karena memiliki risiko yang relatiff terjaga dan sangat cocok untuk pemula,” kata Danica dalam keterangan resminya, Kamis (15/2).
Dia menyebut, ada sejumlah tips bagi investor pemula yang ingin mulai berinvestasi. Pertama, kenali profil risiko. Hal ini diperlukan untuk mengetahui sejauh mana investor dapat menoleransi risiko investasi. Selain itu, profil risiko dapat menjadi alat bantu saat merencanakan investasi.
“Syarat pertama untuk memulai investasi, setidaknya investor harus mengenali profil risikonya masing- masing. Sebagai gambaran, bagi pemula dengan profil risiko konservatif dapat memulai investasi dengan instrumen investasi seperti Reksa Dana Pasar Uang yang memiliki risiko relatif lebih aman dan tanpa dipotong pajak 20% layaknya deposito,” ujar Danica.
Baca Juga: Hasil Pemilu Mulai Terlihat, Perlukah Rebalancing Portofolio?
Sementara bagi pemula dengan profil konservatif ke moderat , kata dia, dapat memulai investasi ke Reksa Dana Pendapatan Tetap dengan instrumen obligasi di dalamnya.
Kedua, menentukan anggaran. Secara ideal anggaran untuk investasi harus telah direncanakan sejak awal. Artinnya setiap investor harus melakukan pengalokasian anggaran sejak awal yang diambil dari pendapatan pribadi, bukan dari sisa pemasukan setelah dikurangi berbagai keperluan rutin lainnya.
“Dengan demikian akan membantu investor untuk konsisten melakukan investasi dan membantu dalam melakukan perencanaan untuk mencapai tujuan investasinya.” lanjut Danica.
Ketiga, pahami fitur investasi. Setap instrumen investasi memiliki fitur yang berbeda-beda. Mulai dari instrumen di dalamnya, jangka waktu, Fngkat imbal hasil atau kupon dan fitur-fitur lain. Dengan memahami fitur-fitur investasi ini, investor dan nasabah dapat menyesuaikan dengan kemampuan dan membantu investor dalam mencapai tujuan investasinya.
Keempat, pahami kondisi ekonomi. Instrumen investasi sangat berkaitan erat dengan kondisi perekonomian baik domestik dan global. Kondisi inflasi global, suku bunga dan perekonomian secara umum akan mempengaruhi kinerja investasi baik secara langsung maupun tidak langsung.
Danica mengatakan, melakukan analisis komprehensif terhadap indikator ekonomi bagi masyarakat awam mungkin merupakan hal yang menyulitkan, dalam kaitannya dengan keputusan investasi yang akan diambil selaku investor. Untuk itu, masyarakat dapat memanfaatkan perusahaan manajer investasi yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam mengelola investasi.
Kelima, diversifikasi portofolio. Setelah melakukan investasi, investor perlu melakukan diversifikasi. “Diversifikasi sendiri merupakan langkah membeli beberapa jenis produk investasi untuk menghindari kerugian jika salah satu instrumen sedang mengalami performa kurang optimal,” pugkas Danica.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News